Photo by Reuters |
Pada 1998-1999 silam, saya hanyalah seorang anak SMA yang ikut Exchange Student ke Australia. Tapi teman-teman saya yang dikirim ke USA punya masalah tambahan. Terjadi penembakan brutal di SMA, yang saya ingat pelakunya geng sekolah bernama Trenchcoat Mafia. Teman-teman saya itu menjalani hari-hari menegangkan dengan razia senjata api.... setiap hari.
(Maaf tadi Googling dulu) Columbine High School Masacre, 20 April 1999, itu dia nama peristiwanya. Peristiwa itu nempel terus di kepala saya, karena beberapa hal. Satu, saya masih SMA dan membayangkan hal itu terjadi di sekolah saya. Dua, teman-teman saya di AS terkena dampaknya, proses curhatnya itu jadi concern semua panitia Rotary Youth Exchange Program saat itu. Tiga, ini yang penting, Australia juga biasa dengan senjata api.
Confession time! Saya belajar menembak di Australia.Saya diajak berburu ke pedalaman outback Rockhampton. Berangkat subuh ke tengah padang rumput. Saya diberi senapan kaliber kecil, lupa kaliber berapa. Tapi itu senapan sungguhan. Kami berburu Kanguru!!
Saya tidak sanggup menembak hewan lucu yang bisa lompat-lompat itu. Saya memilih menembak sekawanan bebek yang lagi minum di billabong. Dor! Random shoot, pasti kena, soalnya bebeknya ratusan lagi kumpul. Takut? Iya. Sedih? Iya. Merasa bersalah? Iya. Tapi saya belajar hal penting saat itu, SENJATA API BERBAHAYA.
Saya tidak pernah menyalahkan host parent saya yang mengajari saya menembak. Saya memahami kulturnya sepenuhnya. Sebuah kultur sosio-politik yang juga sama di USA. Kepemilikan senjata api adalah bagian dari sebuah ideologi politik di USA dan Australia.
Senjata api mewakili sebuah identitas politik konservatif, tradisional, true blood American, rural, redneck, pendukung Partai Republik. Mereka yang tinggal di kota kecil, hidup di peternakan, masyarakat rural, jarang bersentuhan dengan orang asing, memandang sebelah mata kepada kelompok imigran, mereka lah yang merasa memiliki negara ini, dan mereka mempertahankannya dengan....... senjata api.
Perhatikan deh, kebanyakan kasus penembakan sekolah di USA terjadi di kota kecil. Ya itulah masyarakat dengan identitas politik itu tadi. Please tell me kalau ada data penembakan sekolah di New York, LA atau kota besar yang multikultural.
Buntut dari penembakan di Sandy Hook ini pasti desakan soal Gun Control. Sebuah kebijakan yang saya analisa pasti akan diendorsed Presiden Obama dan Partai Demokrat. Tapi, kaum Republican akan menentang habis. Republican selalu menang soal Gun Control, buktinya peristiwa yang sama terus berulang sejak dulu saya tahu tahun 1999 sampai 2012. 13 Tahun!
Entah kenapa Gun Control seperti mentah terus gara-gara 'Invisible Hand' di USA. Terserah mau dibilang lobi Yahudi, Freemason, Kabalis, kepentingan modal kapitalis, dll. Mereka selalu bisa menekan Gun Control itu yang penting ada toko senjata khusus, pembeli dengan aneka persyaratan tertentu, tapi begitu senjata sudah ada di tangan warga sipil, urusan masing-masing deh tuh.
Gun Control setelah kasus penembakan Sandy Hook? Buat saya omong kosong, Republic belum pernah kalah untuk hal ini. Buat mereka Gun Control sudah sempurna. Sandy Hook cuma kasus minor.
Yang orang belum menyadari adalah: Gun Control bisa merusak industri persenjataan USA yang didukung Republik. Ini bisnis jutaan dollar. Yang kelas partai besar (bayangkan Carefour) dibeli militer, yang eceran (bayangkan Indomart) dibeli warga sipil. Perang melawan terorisme, Irak, Afghanistan, Libya, itu sudah memutar uang jutaan dollar.
Bagi mereka, peluru harus selalu bisa dijual, Gun Control haram hukumnya, Sandy Hook besok juga orang lupa, ribuan prajurit USA yang mati, mereka bilang Expendables, bagian dari proses produksi. Yang mati masukan peti, bungkus bendera Star Spangled Banner, cetak prajurit baru.
Saya kasihan sama anak-anak muda galau USA di kota-kota kecil yang punya akses kepada senjata api. Mereka korban dari industri senjata api gila-gilaan. Propagandanya parah memang..... lewat Hollywood.
I tell you secret, ada pesan tersembunyi dari film Iron Man dan Expendables. Itu propaganda betapa industri senjata api itu penting untuk USA. Tony Stark perlu membuat senjata karena itu keren. Stallone dan kawan-kawan butuh senjata itu untuk melawan orang jahat di berbagai belahan dunia. Paham? Masih berharap dengan Gun Control?
Maaf saya pesimistis, tapi kasus Sandy Hook itu dead end. Cuma prihatin dan janji manis untuk mengendalikan senjata. Tapi setelah itu, entah di kota kecil mana lagi di USA, ada anak muda yang labil tapi punya akses kepada senjata api entah punya siapa. Ujung jari telunjuknya ada di pelatuk. Saya berduka cita untuk para korban.
1 comment:
untung di indonesia senjata ga djual bebas. mungkin bisa lebih parah. Tawuran pake senjata api, waw pake golok aja nakutin. :)
Post a Comment