Ini adalah sebuah catatan akhir sebelum kami pulang dari Jerman. Tersimpan di notes Facebook tertanggal 15 November 2011.
Perlebergerstrasse tiba-tiba menjadi begitu sepi hari Minggu pagi itu,
saat kaki melangkah pulang dari Al Falah. Sinar matahari mulai
menguapkan embun dari tumpukan daun maple yang gugur. Dan tiba-tiba
Berlin memberikan ruang bagiku untuk menyusuri jalan itu..... sendiri.
Dan
betapa angin dingin yang menerpa wajahku menyegarkan semua kenangan di
dalam kepala. Tentang sebuah perjalanan. Tentang sebuah episode
kehidupan. Tentang sebuah fase. Tentang aku, Desti dan Zahra. Tentang
mimpi kami dan cita-cita.
Kakiku pun berhenti di Birkenstrasse.
Saat aku sejenak memejamkan mata, aku tahu di belakangku adalah satu
tahun yang luar biasa. Sementara di depan ada episode lain yang
menunggu. Sementara tepat di tempat aku berdiri, hati dan jiwa ku mulai
menulis catatan.
Catatan indah mengenai persahabatan dengan
manusia-manusia luar biasa. Catatan seru menjelajah bumi Sang Khalik.
Catatan cinta, tawa dan air mata. Catatan tentang segala rencana. Dan
betapa diri ini tidak pernah bisa sempurna. Namun pada akhirnya aku
mencoba memahami ini semua sebagai pelajaran untuk kami mensyukuri dan
memaknai hidup.
Aaah..... sungguh kami masih lemah ya Allah.
Jadikan kami orang yang pandai bersabar dan bersyukur. Daratkan kami di
tempat yang Engkau ridhoi, karena Engkau lah tujuan akhir kami. Jadikan
semua pengalaman ini menjadi energi bagi kami untuk melanjutkan hidup
kami, berlari dan berlari lagi, kapan pun, kemana pun, di planet ini
untuk meraih diri-Mu.
Saat aku membuka mata......... sang
matahari pun lembut menyapa lewat sinarnya yang hangat. Fay, ini adalah
waktunya untuk pulang.......
Berlin, 15.11.2009
No comments:
Post a Comment