Monday, March 18, 2013

Bungker Misterius!

Terowongan rahasia
Bayangkanlah adegan dalam novel masa depan yang akan saya tulis, hehehe..... Cita-cita belum kesampaian. Sumpah ini cerita fiktif. Begini ceritanya....

----------------

Suatu pagi di Jakarta....

Mobil Rama meluncur kencang membelah jalanan sepi pagi itu. Namun menjelang bangunan Belanda itu mobilnya melambat. Mestinya di sini, pikir dia. Rama memarkirkan mobil dan menyapa ramah sang penjaga, dia pikir Rama hanya tamu biasa.

"Bapak datang terlalu pagi, yang biasa menemani tamu belum datang," kata bapak itu.

Rama berlagak seperti turis saja dan melongok-longok rumah Belanda itu. "Masih asli ya, Pak. Kalau di halaman belakang ada apa?" pancing Rama.
"Ada bungker," ujar si penjaga terpancing. Ini dia! Jantung Rama berdegup kencang tapi mencoba tenang.

Ingatan ini terlempar beberapa waktu lalu ketika Farhat mengucapkan kata yang sama, "Ada bungker". Bungker sih tidak masalah, tapi yang menarik perhatian Rama karena letak bungker ini berada dalam garis legendaris bernama Terowongan Rahasia Jakarta.

Legenda itu menyebutkan VOC membangun terowongan rahasia membelah Kota Jakarta. Ada yang percaya itu terkait dengan emas harta karun, ada yang percaya itu terkait dengan kelompok rahasia macam Freemason dan Illuminati

Apapun itu, Rama harus membuktikannya sendiri. Si penjaga pun dengan lugu mengantar saya ke halaman belakang rumah Belanda ini. Rama si petualang muda hanya berdua saja dengan penjaga yang menunjuk ke lubang kotak yang sempat diduga Rama sebagai lubang drainase.

Damn! Ini memang bungker kata Rama dalam hati. Lubang itu dipasangi tangga panjat alumunium, karena....
"Pak, anak tangganya salah ya?" tanya Rama.
"Memang nggak pas, Mas. Kalau mau turun pakai tangga ini," kata si penjaga memegang tangga alumunium itu.

Otak Rama berpikir keras. Naluri detektifnya bermain. Tangga turun ke bungker ini diubah! Anak tangganya tiba-tiba bertemu dinding sebelum sampai ke permukaan tanah.
"Pak, saya loncat saja cuma semeter ini," kata Rama.

Satu-satunya lubang cahaya
Sambil memegang kamera SLR-nya Rama melompat. Hup! Dia lalu menuruni tangga sampai tiba di belokan. Tangga itu membawanya ke sebuah ruangan bungker. Tingginya hanya 2 meter di bagian tengah dan lebih rendah di bagian kiri dan kanan. Sepatunya menginjak lantai lembab dan agak basah.

Rama berjalan ke tengah bungker yang agak gelap itu. Sumber cahaya hanyalah sebuah lubang angin di atas kepalanya. Berapa meter aku di dalam tanah? Pikir Rama. Lubang angin ini pasti disangka warga Jakarta yang tidak peduli sejarah sebagai lubang gorong-gorong.

Rama pun tiba di ujung bungker. Ada lubang! Tembok jebol itulah tepatnya. "Sial, aku bukan orang yang pertama kemari. Aku bukanlah orang pertama yang menduga ada terowongan rahasia di sini," pikir Rama.

Rama memeriksa bekas galian tembok itu. Gelap dan Rama tidak membawa senter. Lubang itu belum menuju kemana-mana. Penggalinya sepertinya menyerah. Tapi setidaknya dia berpikiran sama dengan Rama, bungker ini adalah terowongan yang sengaja diputus. Si penggali menduga akan ada ruang lain di balik ujung tembok bungker ini.

Rama pun sebenarnya agak ragu. Bungker ini memanjang dengan poros utara-selatan, bukan barat-timur sebagaimana legenda terowongan itu dikisahkan sesuai jalurnya di kawasan tersebut. Meski demikian, sejarah kepemilikan rumah ini yang menyebabkan Rama mau menguji teorinya.

Pemuda ganteng ini memperhatikan besi-besi berkarat yang mencuat akibat tembok yang dijebol paksa itu. Tiba-tiba, Rama memalingkan pandangannya ke bagian lain bungker ini. Dirabanya tekstur temboknya dan dibandingkan dengan tekstur di sekitar tembok yang dijebol.

Tembok itu membentuk pola-pola teratur dan Rama tahu betul itu apa, anyaman bambu bilik. Otak cerdasnya berkalkulasi walaupun ilmu arsitektur dan teknik sipilnya hanya modal membaca buku di perpustakaan. Besi, bambu, triplek.... Dan senyum Rama tersungging.... Dia berhasil memecahkan teka-teki bungker itu.

Rama pun bergegas naik keluar dari bungker. Sepi..... Si penjaga menghilang! Tiba-tiba rumah Belanda itu sepi dan tinggal Rama sendirian. Bahkan sampai Rama kembali ke mobilnya tidak ada siapa-siapa. Namun Rama tahu, ada beberapa pasang mata yang menatapnya dari kejauhan.

Tembok yang dijebol
Rama tak peduli. Satu hal yang pasti, dugaannya selama ini masuk akal. Kenapa terowongan itu diubah bentuknya, mungkin karena untuk menutupi rahasianya selama ratusan tahun ini. Toh, manusia Jakarta yang hidup di atasnya pun tidak peduli....

--------------

Teka-teki apa yang dipecahkan oleh Rama? Tunggu edisi lengkapnya di toko-toko buku terdekat langganan Anda :) Amiiiiiiiiin!