Monday, August 24, 2009

Amsterdam: Melesatlah TGV!

Hari keempat liburan di Brussels, Senin 2 Maret. Kita mau mampir ke Amsterdam. Nanggung udah tinggal sedikit lagi. Lagian hari Senin, Teh Shanti harus kerja juga. Agar tidak mengganggu kita jalan-jalan sendiri aja.

Kita rencananya naek kereta Thalys, perusahaan patungan Belgia, Prancis, Jerman. Kita pesan tiket sebelum datang ke Brussels

Mesin dan gerbongnya diambil dari TGV Prancis, cuma dicat ulang. Yup, ini kereta peluru, man! Desti sih udah pernah naek kereta peluru Jerman. Tapi ini juga pengalaman pertama gue hihihi. Naeknya dari stasiun Bruxelles Midi.

Interiornya enak, nyaman, lega. Ada kompartemen barang. Keretanya punya Wifi buat yang mau internetan. Restorannya juga keren.

Waktu di dalam kota, kecepatannya sih biasa. Begitu udah di pinggir kota mulailah melesat. Wuusssh! Puncak kecepatan Thalys ini 300 km/jam. Pemandangan di luar kereta udah tinggal sekelebatan. Tapi suspensinya empuuuuk maknyuss. Goncangannya minim, masih lebih goyang Cirebon Ekspress.

Sayangnya, jalur Brussels-Amsterdam ini tidak terlalu kuat buat kereta peluru. Jadi kecepatannya ngga bisa sampai 300 km/jam. Sayang banget. Tapi enaknya, Zahra ngga bayar asal ngga ambil bangku. Tapi banyak bangku kosong juga kok, jadi Zahra duduk sendiri aja.

Soal harga tiket, di Eropa orang biasa berburu tiket 3 bulan sebelum berangkat. Bisa dapat harga murah banget, kalau udah deket hari baru mahal. Harga pembukaan Thalys ini cuma 19 Euro atau Rp 285 ribu. Bayangin, kereta peluru harganya sama kaya kereta Argo. 2,5 jam sampe deh kita di Amsterdam Centraal.

Brussels: Bertemu Tintin, Yeeaah!

Yang satu ini tokoh komik favorit gue. Tintin. Wartawan berjambul dari Belgia yang kesohor, hero-nya para wartawan. Jadi sesama kolega, haruslah gue mengunjungi beliau.

Kalau mau mencari Tintin di Brussels, kita pergi ke Centre Belge de la Bande Dessinée atau Belgian Comic Strip Center di Rue de Sables, Brussels. Sederhananya, ini adalah museum komik Brussel.

Semua tokoh komik Belgia ada di sini, dari Lucky Luke sampe Smurf. Wah gue paling seneng deh bisa dateng kesini. Padahal tempatnya ngga di pinggir jalan raya, tapi agak masuk ke dalem.

Kita kesini Minggu sore 1 Maret, setelah sebelumnya dari Grote Markt. Begitu sampe lobi utama, patung Tintin dan foto pengarangnya, Herge, sudah menyambut pengunjung bersama dengan roket Tintin untuk pergi ke Bulan.

Secara Tintin itu paling ngetop, dia punya kavling paling gede di lantai 3. Orang bisa melihat sejarah Tintin, dan kawan-kawan. Sampai ada replika benda-benda penting dalam komik Tintin. Misalnya saja ada Patung Kuping Belah, Tongkat Raja Ottokar dan Cerutu Sang Pharaoh.

Kita juga bisa berfoto dari balik lukisan kakek moyang Kapten Haddock. Yang unik, ubin pecah di tangga museum pun diberi tanda dengan gambar Kapten Haddock terpeleset. Gue bisa ngejelasin ke Zahra tentang Tintin.

"Zahra, dulu Nin Ratti suka bacain komik Tintin untuk Papa. Terus Papa udah gede jadi wartawan deh hehehe," Zahranya manggut-manggut.

Di museum ini, juga ada bioskopnya. Anak-anak bisa lihat film Smurf. Ada juga toko komik dan merchandise, tapi mahal banget bow! Tapi Alhamdulillah, kesampaian juga ketemu Tintin.

Brussels: Maneken Piss

Masih di hari ketiga di Brussels, Minggu 1 Maret. Salah satu tujuan utama kita di Brussels adalah harus bisa lihat Manneken Piss. Patung anak kecil pipis ini sudah sangat mendunia. Harus lah kita kesini.

Jadi setelah pagi kita ke Atomium, makan ayam di Hector, Teh Shanti anter kita ke Grote Markt, di kawasan kota tua Brussels. Sekalian beli batere. Tapi tempat patungnya Teh Shanti agak-agak lupa. Jadilah kita menyusuri jalan-jalan sempit di barat daya alun-alun Grote Markt. Jadi, jangan bayangkan ini adalah patung di tengah kolam air mancur yang luas.

Di pojok pertemuan jalan Rue de Chene dan Rue de l'Etuve ada sebuah kolam kecil. Di atasnya ada patung perunggu berbentuk anak kecil lagi pipis. Patungnya cuma setinggi 61 cm doang. Mungil bukan?

Kesan pertamanya.... Gini doang neh? Ya ampun, bener-bener imut banget, hehehe. Tapi walaupun kecil, banyak banget turis yang datang kesini. Mau foto aja mesti gantian. Jadilah kita nunggu turis laen dulu buat foto ama patung Manneken Pis.

Patung bocah pipis ini sejarahnya adalah karya Jerome Duquesnoy pada 1619. Ini untuk menggantikan patung aslinya dari batu yang sudah ada sejak 1388, namun hilang dicuri. Legendanya juga macem-macem.

Ada yang bilang patung ini adalah anak bangsawan yang hilang dan akhirnya ditemukan sedang pipis di sudut jalan. Ada juga legenda yang mengatakan ini adalah anak kecil yang mengencingi bahan peledak yang akan menghancurkan Brussel di abad 14. Kalau kata Ulrik, dia bilang dulu Raja Belgia membawa anak yang diminta pipis di depan Raja Prancis sebagai bentuk penolakan Belgia untuk berunding dengan Prancis.

Nah ternyata, Manneken Pis ini punya pasangan, namanya Jeanneke Pis. Patung perempuan pipis, tapi sebenernya dibikin untuk lucu-lucuan doang. Nyari patung ini lebih susah lagi. Di ujung gang buntu Fidelite dan harus ngelewatin resto yang pelayannya berebutan calon konsumen gitu.

Setelah lolos dari jerat para pelayan restoran, sampe deh kita ke depan patung anak perempuan berkepang pipis sambil jongkok. Ngga sopan banget pipisnya... Tapi suasananya kontras, Jeanneke Pis mah sepi, ngga banyak turis yang tahu.

Oh iya, satu lagi. Sebelah Manneken Pis ada toko wafel Belgia. Besonders lecker!

Friday, August 14, 2009

Brussels: Atomium yang Futuritis

Di hari ketiga di Brussels, Minggu 1 Maret, kita pengen jalan agak jauh. Jadi Teh Shanti bawa kita ke pinggir kota buat liat Menara Atomium yang unik. Pagi ini juga terasa hangat, enak buat jalan-jalan.

Mama waktu seumuran gue, pernah kesini waktu kuliah di Prancis. Atomium itu ada di luar kota, tepatnya di kawasan Heysel Park, arena pekan raya semacam PRJ di Kemayoran.

Begitu keluar stasiun menaranya udah keliatan. 9 Bola baja raksasa disusun membentuk struktur inti sebuah kristal. Futuristis banget. Menara Atomium menjadi salah satu ikon Brussels, selain Manneken Piss.


Atomium itu ternyata kenang-kenangan Pekan Raya Brussel Expo 1958. Andre Waterkeyn merancang menara Atomium karena pada masa itu teknologi atom dianggap sebagai teknologi yang paling mumpuni.
Yang keren adalah, semua bola raksasa ini bisa tegak berdiri hanya bertumpu pada satu bola utama saja ditambah 3 tiang penunjang.

Kita mesti jalan 500 meter dari stasiun ke Atomium. Tapi dari jauh aja boleh metalnya udah berkilauan. Jadilah kita foto-foto depan Atomium dari kejauhan. Maklum, Atomium tingginya 102 meter, bola raksasanya berdiameter 18 meter. Lumayan terlihat dari jauh.

Lagi enak-enak berfoto, eh mulai deh bencana. Batere kamera habis dan gue ngga punya cadangan. Ya udah deh pinjem kamera Teh Shanti, tapi jadi ngga foto-foto.
Kita juga ngga masuk ke dalam soalnya bayar hehe. Kita kan turis paket serba hemat.

Di dekat Atomium juga ada Mini Europa, miniatur bangunan di Eropa. Sayangnya baru buka lagi menjelang musim panas. Ya sudahlah kita menuju tujuan jalan-jalan selanjutnya. Dan teuteup, makan siang di Hector.

Brussels: Wow! Serunya Parade Komik

Setelah puas di Jubel Parc, Teh Shanti ngajak kita makan ayam goreng Hector di daerah Plas de Broukere. Tanpa kita tahu sebuah kejutan besar menanti kita.

P
as sampai sana, kok jalanan di blokir seperti mau ada parade. Bertebaran spanduk "BD Comic Strip Brussels 2009". Oalah rupanya Sabtu 28 Februari alias hari ini, ada parade tokoh komik tahunan yang terkenal di Brussels!

Belgia kan memang terkenal dengan berbagai komiknya yang mendunia mulai dari Tintin sampai Smurf. Dan waktunya jam 14.00. Masih cukup waktu buat mengisi perut. Perut kenyang, kita segera bersiap di pinggir jalan, bersama ribuan orang Brussels lainnya.

Jam 14.00 parade pun dimulai. Balon pertama yang lewat adalah Manneken Piss, anak kecil pipis yang menjadi maskot Brussel. Setiap balon tingginya 10-20 meter tergantung karakter komiknya. Semua orang tepuk tangan. Apalagi mereka yang membawa anak-anak, mata mereka berbinar melihat balon-balon berukuran super besar. Zahra udah amaze banget lihat balon raksasa gitu.

Menyusul di belakang Manneken Piss ada beraneka karakter tokoh komik lain seperti Cat in the Hat, Spirou dan Fantasio, serta Dalton bersaudara yang menjadi musuh koboi Lucky Luke.


Yang datang agak belakang adalah keluarga Smurf, liliput lucu karya kartunis Peyo. Yang pertama tentu saja Papa Smurf. Dengan brewok putih dan topi
merah, Smurf yang berkulit biru ini melayang di antara gedung-gedung. Di belakang Papa Smurf, tentu saja Smurf muda yang bertopi putih.

Cuma sayang banget, ngga ada Tintin dalam arak-arakan. Wartawan berjambul ini kan karakter komik Belgia yang paling mendunia. Tapi ngga apa-apa deh, ini pengalaman pertama kita melihat parade balon helium. Di Indonesia ngga ada hehehe. Kita pun menghabiskan sore dengan melihat Istana Raja Belgia. Ini foto Zahra lagi gaya di depan Istana Raja Belgia.

Kalo yang bawah video sekilas suasana parade. Enjoy! Pertama kali coba uplod viedo nih. Berat juga...

Thursday, August 13, 2009

Brussels: Jubel Park

Maaf, lama banget ngga nge-blog. Aktifitas datang silih berganti (bilang aja kursus tiap hari selama 6 bulan hehe). Nyambung waktu liburan ke Brussels hari kedua nih, Sabtu 28 Februari.

Kita bilang ama Teh Shanti mau keliling Brussels lihat taman kota dsb. Teh Shanti bawa kita ke monumen nasionalnya Brussels. Kalau Jakarta punya Monas, Belgia punya
Arcade du Cinquantenaire di taman Parc du Cinquantenaire atau disebut juga Jubelpark.

Ceritanya ini monumen untuk perayaan 50 tahun kemerdekaan Kerajaan Belgia dari Prancis. Bentuknya gerbang bergaya neo klasik.
2 bangunan di sampingnya jadi museum gitu. Di awal Maret gini hawanya enak banget, pas lagi ada matahari musim semi, rumput-rumput keliatan hijau segar, pepohonan juga mulai bertunas.

Zahra seneng banget bisa lari-larian di tempat luas bgt. Buat gue dan Desti yang asyik itu ada orang jualan Wafel, pancake khas Belgia pake mobil van gitu. Gila rasanya enaaaaak banget. Seru deh, pagi-pagi sejuk, menikmati matahari pagi sambil makan wafel panas. Yang jelek cuma coret-coret Neo Nazi di pojok taman ngejekin orang Pakistan. Tapi overall ini keren banget.

Puas di taman kita nyeberang jalan sedikit dan jalan satu blok. Di situ ada gedung gede banget seberang-seberangan. Itulah gedung Parlemen Eropa. Mmmm, tapi kalau kata gue sih kurang megah untuk sebuah gedung DPR se-Uni Eropa. Tapi di Berlin juga ada gedung Komisi Eropa juga gitu doang sih bentuknya, kecil.

Nggak kerasa lapar karena udah siang, kita pengen cari makan dong. Teh Shanti ngajakin kita ke Hector, ayam goreng paling enak di Brussel. Tapi ada kejutan lain menunggu kita. Mau tahu? Tunggu di tulisan sambungannya...