Thursday, July 26, 2012

Sri Lanka: Prolog

"Ada undangan nih dari Singapore Airlines," kata Mbak Ine, Wapimred detikcom.
"Kemana?" sahut saya. Uuuuh darah petualang itu tiba-tiba bergolak.
"Sri Lanka," kata dia.
Dalam hati saya tersenyum....... Lebar sekali......

Obrolan di medio Maret 2012, menandai travelling luar negeri pertama atas nama detikTravel. Kanal paling muda dari keluarga detikcom. Kanal yang sedang saya perjuangkan bersama 4 travel trooper, awak redaksi detikTravel.

Saya nggak pernah pilih-pilih destinasi dan siap ditugaskan kemanapun. Buat saya yang penting satu, saya belum pernah ke sana. Selebihnya, saya merasa semua sudut planet Bumi sama saja, ada tanda-tanda kebesaran Allah di sana. Sehingga, semua sudut planet itu spesial dengan caranya masing-masing.

Email briefing dari Singapore Airlines lantas saya baca berulang kali. Rupanya ini kerja sama mereka dengan Sri Lanka Tourism Board. Hey! Ternyata ejaan negara ini adalah Sri Lanka bukan Srilangka. Asli, penting banget fakta ini hahaha.

Paspor diurus dan saya mendapatkan visa berupa cap tinta seukuran satu lembar paspor dan semacam perangko dari Kedubes Sri Lanka. Bentuk visa yang unik.

Apa yang saya harapkan dari petualangan ini? Motivasi saya satu, yang membuat kaki ini bergerak melangkah adalah kehausan saya akan jejak peradaban. Traveling buat saya adalah sebuah proses belajar untuk manusia. Traveling itu lebih dari sekadar jalan-jalan, liburan atau urusan liputan, traveling nyaris bermakna spiritual untuk seorang Fitraya Ramadhanny.

Saya saat itu tidak tahu apa yang bakal saya temui di Sri Lanka pada 27 Maret-2April 2012 itu. Itenerary sudah di tangan, backpack Deuter anyar milik detikTravel resmi saya perawani. Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta pada 27 Maret 2012 subuh hari itu, saya cuma bilang dalam hati, "Sri Lanka, saya siap belajar apapun yang akan kau berikan."

Kekhawatiran saya satu:
"Fay, anak buah kamu sudah bisa ditinggal?" tanya Mba Ine.
Sumpah, membayangkan Shafa, Putri, Afif, Sastri yang wajahnya tegang, saya meninggalkan Indonesia dengan hati berdebar............

Sunday, July 22, 2012

Tentang #Puitwit

#Puitwit adalah hashtag yang saya ciptakan untuk menjawab tantangan asyik. Bagaimana membuat puisi keren di bawah 140 karakter Twitter. Maka jadilah #Puitwit alias Puisi Twitter.

Saya ngak tahu apakah ada user Twitter lain yang punya hashtag ini. Tapi awal penciptaannya adalah gejolak luar biasa dari dalam diri untuk nulis puisi lagi. Di dalam blog, semua puisi saya pakai label 'Gurat Pena', merujuk pada nama satu bundel kumpulan puisi saya semasa SMA, yang kini hilang entah kemana.

'Gurat Pena' adalah puisi di dalam blog saya ini, namun terkadang inspirasi menulis puisi muncul di mana saja. Saya akan tulis dimanapun, kertas, nota, bon, kertas kado, bahkan bungkus coklat. Love in A Bite of JCo aslinya ditulis di dalam box selusin JCo.

But hey! We have Twitter now! Tinggal buka BB ketik puisi di situ, beres! Tantangannya adalah 140 karakter itu. Tapi cukup kok untuk 4 bait puisi. Ini eranya pujangga digital!

Awalnya, sekitar beberapa puisi tidak ada hashtag #Puitwit. Tapi lama-lama dari pada tercerai berai di Twitter, mending saya kasih #Puitwit supaya lebih gampang saya cari lagi nanti. Nantinya kalau sudah agak banyak nanti dirangkum deh di blog. Ini puisi-puisi tanpa judul, jadi sepertinya akan saya pake nomor saja #Puitwit 1-10 misalnya terus #Puitwit 11-20, begitu kira-kira nanti munculnya di blog ini.

Tujuan awal #Puitwit ini adalah bait-bait cinta untuk Desti, istri saya, yang saya kirim via BB pada waktu tak terduga sebagai kejutan untuknya. Yes, I'm extremely a romantic person hehehe.

Tapi #Puitwit juga banyak menyoal hal lain kok. Inspirasi datang dari mana saja. So, selamat mengikuti #Puitwit.

Caranya gampang tinggal follow @fayanamaku atau search aja #Puitwit nanti keluar semua kok. Kecuali beberapa puisi awal yang belum sempat dikasih hashtag ini. Semoga menjadi inspirasi!

Saturday, July 21, 2012

Pesan Untuk Zahra


Ini puisi untuk Zahra yang ultah kelima. Ditulis pas 6 Februari 2011 silam, diuplod di Facebook pada 11 Februari 2011

Pesan Untuk Zahra

Zahra,
Hari ini usiamu genap lima
Selain doa,
Ada juga pesan papa dan mama

Nak, hidup itu seperti buku gambar
Kau isi dengan warna ceria yang kau gemar
Bahagia itu, bukanlah coklat di dalam kulkas
Tapi syukur alhamdulillah yang kau ucap ikhlas

Teruslah bertanya
Ilmu itu luas tak terkira
Teruslah mencoba
Salah adalah jalan menuju bisa
Teruslah ceria
Kau membuat dunia tertawa

Jangan takut berbeda
Karena setiap orang istimewa
Taati Allah-mu
Sayangi keluargamu
Hormati gurumu
Lindungi temanmu

Selamat Ulang Tahun Zahra
Papa, Mama, Zahra
Dan adik bayi di perut Mama
Kita adalah tim yang luar biasa

Bogor 6.2.2011

I Love Miss USA (and Miss Universe too)

Ini analisa politik gue seputar rekayasa di balik Miss USA dan Miss Universe 2010. Diuplod di Facebook tertanggal 17 Mei 2010 silam. Di blog ini saya copas-kan juga prediksi Miss Universe 2010, dan tebakan saya benar waktu itu. Miss Universe-nya dari Meksiko yang gambarnya ada di samping ini.

Barusan baca berita Detikhot, Rima Fakih menjadi muslim pertama yang menang Miss USA 2010.......

Pemilihan ratu kecantikan Amerika dan ratu sejagat, adalah dua momen yang tidak boleh saya lewatkan, karena pesan tersembunyinya. Percaya atau tidak, saya punya cara pandang yang sama sekali berbeda terhadap ajang adu kecantikan itu.

Ketika orang mengagumi paras, bodi aduhai, atau mungkin juga kecerdasan mereka, buat saya, itu semua tidak penting. Miss USA dan Miss Universe, buat saya hanya bermakna tunggal, POLITIK.

Anda tahu nggak, Miss USA dan nanti dilanjutkan Miss Universe adalah cara paling sederhana untuk memahami garis-garis kebijakan politik Paman Sam. Miss USA adalah potret kebijakan politik dalam negeri, Miss Universe adalah potret kebijakan politik luar negeri. Itu semua untuk satu tahun ke depan setelah sang putri kecantikan terpilih.

Nggak percaya? Lebih baik kali ini Anda percaya. Mari kita mulai urai analisanya:

Komunikasi politik, adalah elemen paling penting dalam strategi politik di Amerika.Pencitraan menjadi senjata paling ampuh untuk menentukan baik buruknya sesuatu. Dan peran tunggal pencitraan diserahkan kepada MEDIA. Yang tentu sudah banyak anda tahu betapa gurita media AS juga menjalankan tugas propaganda, terutama televisi.

Namun, yang belum banyak Anda sadari, pesan tersembunyi banyak disusupkan dalam beraneka program televesi. Dan itu bukan dalam berita. Percayalah, Gedung Putih sudah tahu gambar apa yang harus muncul di depan mata anda. Mulai dari wajah orang sampai latar belakang. Semua bisa menanamkan pesan di benak anda.

Miss USA dan Miss Universe dalam 4 dekade terakhir, telah menjadi alat propaganda yang efektif. Gadis-gadis yang terpilih sebagai ratu kecantikan, jangan dilihat sebagai individu. Mohon kiranya bisa melihat mereka dengan berbagai agenda politik yang bisa disimbolkan lewat daerah asal, etnisitas, bahkan nama mereka.

Terus terang biasanya saya langsung fokus dengan Miss Universe karena politik luar negeri AS lebih penting dari pada urusan dalam negeri mereka. Sebelum saya memberikan contoh, ini dia prinsip paling dasar untuk menonton acara penobatan Miss Universe.

1. Top 10 Finalis Miss Universe dipilih dari negara-negara yang mendapatkan apresiasi Gedung Putih untuk satu tahun yang sudah berlalu. Biasanya negara-negara yang tunduk pada tekanan AS, memberikan pintu lebar untuk masuknya perusahaan-perusaahaan asing, atau negara binaan AS yang harus mendapatkan publikasi.

2. Top 5 Finalis Miss Universe dipilih dari negara-negara yang akan menjadi fokus perhatian Gedung putih untuk tahun ini. Mereka akan menjadi target pendekatan karena kepemilikan minyak dan gas, beraneka bahan tambang, lokasinya penting secara geografis, atau negaranya penting untuk dijadikan sekutu.

3. Miss Universe dipilih dari satu negara yang menjadi negara fokus yang akan diberikan pencitraan oleh AS. Negara ini akan didekati habis-habisan, untuk mendukung kebijakan politik luar negeri AS.

OK! Sudah dihapal tiga rumusan di atas? Sekarang saya mau ingatkan, pemilihan Miss Universe tidak bisa lepas dari situasi politik internasional, dan nasional untuk kasus Miss USA. Ayo kita masuk ke contoh, rumusannya kita bikin begini: Situasi politik internasional dulu, baru kita lihat siapa Miss Universe-nya.

2004
George W Bush sudah empat tahun mengobarkan perang melawan terorisme, sebentar lagi Pilpres di AS dan Bush harus bertahan. Afghanistan sudah takluk dan ladang minyak sudah dibagi-bagi. 'Perang melawan terorisme' memasuki babak pre-emptive action dengan menyerbu Irak. Inggris yang jadi sekutu loyal, terus dihantam protes dalam negeri meminta tentara dipulangkan. AS butuh sekutu tambahan untuk dibujuk mengirim anak muda mereka untuk dikorbankan di Irak.

Miss Universe: Jennifer Hawkins dari Australia

2007
Kavling minyak di Irak juga sudah dibagi-bagi rata untuk para sponsor perang. Sekarang Bush ingin menghantam Ahmadinejad dari Iran. Namun setelah beberapa tahun, Ahmadinejad terus bertahan, sementara Kim Jong Il juga mulai jahil di Korea Utara. Bush menyebut mereka Evil Axis, Poros Setan. Sementara tinggal 1 tahun tersisa, Ahmadinejad tidak juga goyah. Bush memutuskan melepas Ahmadinejad dan memilih menahan Kim Jong Il. Butuh sekutu yang bertetangga dengan Korea Utara dan bisa dibujuk agar mengeluarkan kebijakan diplomasi keras untuk Korea Utara.

Miss Universe: Riyo Mori dari Jepang

2008-2009
Krisis ekonomi global sudah dirasakan dampaknya. Harga minyak membumbung tinggi. AS sedang berganti presiden. Irak rupanya tidak bisa jadi jaminan. Pembakaran ladang minyak sudah membuat mereka pusing, dan sudah ribuan tentara AS mati sia-sia. Situasi sulit untuk Bush (2008) dan Obama (2009). Untuk mengamankan perekonomian, siapapun harus bisa memegang minyak. Minyak yang aman ada di Amerika Latin. Bisa didapat tanpa perang, namun para kepala negaranya benci dengan AS, jadi perlu dibujuk.

Miss Universe: 2008 - Dayana Mendoza dan 2009 - Stefania Fernandez, keduanya dari Venezuela

Sudah agak paham belum? Masih kurang buktinya? Ayo kita lihat untuk skala mikro: Miss USA. Kalau Miss USA ini untuk urusan politik internal Amerika saja.

2008
Tahun terakhir pemerintahan Bush. Popularitasnya terjun drastis. Publik sudah lelah dengan perang Irak. Krisis ekonomi merajalela. Pemerintah butuh dukungan dari kelompok lain di luar White-Anglo-Saxon-Protestant. Mereka harus diangkat-angkat biar mau mendukung pemerintah.

Miss USA: Crystle Stewart (Afro-American)

2010
Tahun kedua pemerintahan Obama. AS berusaha memperbaiki citra internasional akibat 10 tahun perang melawan terorisme. Obama yang keturunan Kenya, sempat menjadi Muslim, merasa punya modal untuk menyelamatkan muka USA di hadapan negara muslim. Obama pidato di Kairo memuji dialog Islam dan Barat. Bulan Juni nanti Obama akan ke Indonesia, negara Muslim terbesar. Sebelum ke Indonesia, harus ada kabar baik soal Islam di Amerika.

Miss USA: Rima Fakih (Muslim)

Jadi..... pasang mata baik-baik, dan kita bisa meraba sepak terjang Amerika dalam setahun ke depan. Bahkan bila data-data Anda sudah cukup, mungkin Anda bisa memprediksi pemenang tahun depan.

-----------

Ini prediksi saya sebelum acara mulai:

Fitraya Ramadhanny Ini prediksi top 10 Miss Universe 2010:
USA, Venezuela, Inggris, Georgia, Jerman, Yunani, Meksiko, Korea Selatan, Mesir, Indonesia.
Ayo kita tunggu tanggal mainnya.....


Tebakannya benar, yang menang Meksiko yaitu Ximena Navarrete, satu dari 10 negara yang saya prediksi.

Catatan Akhir di Sudut Berlin

Ini adalah sebuah catatan akhir sebelum kami pulang dari Jerman. Tersimpan di notes Facebook tertanggal 15 November 2011.

Perlebergerstrasse tiba-tiba menjadi begitu sepi hari Minggu pagi itu, saat kaki melangkah pulang dari Al Falah. Sinar matahari mulai menguapkan embun dari tumpukan daun maple yang gugur. Dan tiba-tiba Berlin memberikan ruang bagiku untuk menyusuri jalan itu..... sendiri.

Dan betapa angin dingin yang menerpa wajahku menyegarkan semua kenangan di dalam kepala. Tentang sebuah perjalanan. Tentang sebuah episode kehidupan. Tentang sebuah fase. Tentang aku, Desti dan Zahra. Tentang mimpi kami dan cita-cita.

Kakiku pun berhenti di Birkenstrasse. Saat aku sejenak memejamkan mata, aku tahu di belakangku adalah satu tahun yang luar biasa. Sementara di depan ada episode lain yang menunggu. Sementara tepat di tempat aku berdiri, hati dan jiwa ku mulai menulis catatan.

Catatan indah mengenai persahabatan dengan manusia-manusia luar biasa. Catatan seru menjelajah bumi Sang Khalik. Catatan cinta, tawa dan air mata. Catatan tentang segala rencana. Dan betapa diri ini tidak pernah bisa sempurna. Namun pada akhirnya aku mencoba memahami ini semua sebagai pelajaran untuk kami mensyukuri dan memaknai hidup.

Aaah..... sungguh kami masih lemah ya Allah. Jadikan kami orang yang pandai bersabar dan bersyukur. Daratkan kami di tempat yang Engkau ridhoi, karena Engkau lah tujuan akhir kami. Jadikan semua pengalaman ini menjadi energi bagi kami untuk melanjutkan hidup kami, berlari dan berlari lagi, kapan pun, kemana pun, di planet ini untuk meraih diri-Mu.

Saat aku membuka mata......... sang matahari pun lembut menyapa lewat sinarnya yang hangat. Fay, ini adalah waktunya untuk pulang.......

Berlin, 15.11.2009

In The Past Three Years

Wow! Saya nggak tahu harus mulai dari mana. Kegiatan nge-blog tiba-tiba berhenti 3 tahun silam di Jerman ketika saya larut kegiatan belajar bahasa Jerman di Hartnackschule, Berlin. Tiba-tiba, wussh! Waktu berlalu 3 tahun kemudian.

Saya harus menebus dosa ini, tapi pelan-pelan. Dalam 3 tahun terakhir, ada banyak kisah yang tercecer dan harus dikumpulkan lagi dari berbagai sumber. Entah dari Facebook, atau kisah-kisah yang justru malah saya beritakan di detikcom, tapi lupa saya masukan ke blog.

Garis besarnya begini, saya menjalani hidup di Jerman tepatnya 11 bulan 2 minggu. Sempat backpacker ke Belgia, Belanda, Prancis, Italia, Swiss, Austria, Swedia, Denmark dan tentu saja Jerman.

Saya kembali ke Indonesia pada akhir 2009 dan didapuk menjadi Wakil Redaktur Pelaksana detikNews sekaligus Kepala Biro Daerah. Ngurusin wartawan-wartawan yang lebih tua dari saya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pada 23 Mei 2011, babak baru keluarga saya dimulai. Anak kedua kami lahir, Dzaky Ritter Ramadhanny. It was so great karena kami memang mendamba seorang putra.

Hal ketiga yang terpenting dalam 3 tahun terakhir ini adalah detikTravel. Sebuah kanal berita muda belia yang diserahkan nasibnya ke tangan saya.

I promise, I will give you the highlight later on............

O My God, Where Have I Been?

"Tulis di blog dong....," kata Mas Gol A Gong dalam sebuah obrolan di tepi Danau UI, sore itu.

"Saya punya 2 blog dan nggak keurus, Mas," jawab saya.

"Mulai dong 5W 1H aja," kata Mas Gong sembari menandatangani aneka buku penggemar.

"Hasrat menulisnya tersalurkan dengan bikin berita, Mas," si tolol ini mencoba membela diri.

"Nggak usah dipikirin, udah nulis aja di blog," sambar Mas Gong lagi.

Di kepala saya, kata-kata itu berbunyi "Udah nulis aja (LAGI) di blog", dengan kata LAGI huruf besar, bold, italic, underlined. Rasanya seperti sebuah tamparan...

Beberapa waktu kemudian, saya berada di depan laptop menatap faya-thinkbig.blogspot.com dan fayathinkbig.blogdetik.com yang terbengkalai hampir 3 tahun. Mereka berdua seperti buku usang berdebu di pojok gudang tak terurus. Saya merasa bersalah.

Dalam 3 tahun banyak hal yang terjadi dalam hidup seorang Fitraya Ramadhanny. Post terakhir saya adalah 24 Agustus 2009, separuh cerita backpacker kami di Belgia. Tuntas saya beritakan untuk detikcom, tapi tak pernah tuntas saya ceritakan di Blog.

Tapi izinkan saya membela diri, sekembalinya dari Jerman, saya didapuk menjadi Wakil Redaktur Pelaksana detikNews sekaligus Kepala Biro Daerah. Jabatan sibuk yang membuat saya nggak bisa nge-blog di kantor. Pun rumah nun jauh di kampung Parung, Bogor belum tersentuh jaringan internet kabel. *alasan saja kau Faya!!!

Tapi detik ini, saya sudah punya internet kabel, pun posisi sudah menjadi Redaktur Pelaksana detikTravel, yang tiba-tiba kok rasanya leluasa ya mau nulis blog di kantor (dulu soalnya duduk depan wapimred dan pimred hehehehe, nggak berani). Tim saya di detikTravel, terutama Shafa dan Sastri kok kayanya enak banget nge-blog (dan tanpa minta izin Redpelnya, bahkan tidak untuk ucapan, "Mas beritanya udah naek, saya nge-blog dulu yaa. *jitak Shafa dan Sastri).

Tapi pada suatu malam beberapa hari lalu, saya dan Desti menemukan alasan paling kuat kenapa saya harus menghidupkan blog ini lagi: Blog adalah rekam jejak tumbuh kembang anak-anak kami!! Momen-momen yang tidak terulang dan berisiko hilang tanpa kenangan. Kami harus mencegah itu.

Cukup sudah saya tidak mau berpikir panjang lagi. faya-thinkbig.blogspot.com sudah menunggu saya  terlalu lama. Harus sekarang atau saya akan terus kehilangan kisah emas.

Dengan mengucap bismillah saat mentari separuh naik di hari pertama Ramadan (versi pemerintah), saya niatkan blog ini HIDUP kembali. Tanpa gunting pita, tanpa tabur bunga, cukup niat dan komitmen yang baru. Setelah ini mungkin saya merekapitulasi hidup 3 tahun dalam beberapa tulisan saja.

Saya tidak tahu dari mana harus memulai, tapi tulis sajalah. Nggak usah banyak dipikirin.
Mas Gong............. Makasih yaaaa........