Wednesday, October 10, 2007

Lumpuhkan Godzilla, TNI Kerahkan Sukhoi

Ujang Jajang - bohongcom

Jakarta - Kemunculan mendadak monster Godzilla terus menimbulkan kekacauan di Jakarta. Setelah pemerintah mengumumkan darurat perang, TNI langsung mengirimkan armada pesawat Sukhoi.

Hal ini dijelaskan Panglima TNI Marsekal Djoko Tingkir di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (23/9/2008). "Kita kerahkan skuadron Sukhoi kita sekarang!" ujarnya geram.

4 Pesawat Sukhoi hingga berita diturunkan, sudah berada di langit Bandung menuju Jakarta. Pesawat ini masing-masing dilengkapi rudal Stinger dan Sidewinder. Sementara seluruh unit Polda Metro Jaya dan TNI Kodam Jaya dikerahkan di Bandar Kemayoran dimana monster ini berada setelah memporakporandakan Pelabuhan Tanjung Priok.

Namun aksi militeristik ini ditentang kelompok pecinta satwa. Aktivis lingkungan Australia Steve Irving mengatakan monster ini hanya binatang yang tersasar.

"Dont kill this beautiful animal," ujar pawang buaya ini beberapa saat sebelum dilahap Godzilla.

Sementara Presiden dan Wapres telah diungsikan dari Istana ke Yogyakarta. Hingga kini, Godzilla masih mendapatkan perlawanan aparat dibantu milisi lokal FPI dan FBR.

bohongcom - benar benar tidak benar

Penutup Pantat Lepas, Patung Bikin Heboh Senayan

Yayat Dayat - bohongcom

Siapa yang tidak tahu patung pria menjunjung api di Bundaran Senayan? Pagi ini, kain yang menutupi pantatnya lepas dan memperlihatkan bagian paling pribadi dari patung tersebut. Pengguna jalan pun dibuat heboh.

Pantauan bohongcom, Rabu (10/10/2007), kemacetan terjadi di Bundaran Senayan sejak pukul 8.30 WIB. Semua orang tahu patung logam ini memang hanya berbalut kain yang juga berbahan logam untuk menutupi pantatnya saja. Namun pada pukul 7.15 WIB pagi ini, 'kain' ini lepas dan jatuh.

"Jatuh aja gituh gedubrak," ujar Bripka Chips yang mengatur lalu lintas pagi itu.

Kondisi patung yang kini telanjang bulat pun menjadi perhatian pengguna jalan raya. Mereka melambatkan laju kendaraan untuk melihat patung. Beberapa karyawati malah tersenyum geli.

"Iya, jadi malu," ujar Fifi (27) karyawati yang bekerja di Ratu Plaza.

Kadis Pertamanan Pemprov DKI, Taman Park, mengatakan korosi menjadi penyebab lepasnya penutup pantat patung tersebut. "Kondisinya kan memang sudah lama," ujar pejabat berdarah Korea ini.

Menurut Park, petugas bertindak cepat dengan memasang kain putih untuk menutupi pantat patung sambil menunggu perbaikan. Hingga pukul 10.30 WIB, petugas masih berusaha memasang kain tersebut.

bohongcom - benar benar bohong

Tuesday, October 9, 2007

Keluh Kesah Itu

Datang dalam pelukku, Cinta
Dan biarkan tumpah air mata
Biar sesak di dadamu hilang
Dalam desah nafas panjang

Terkadang...............
Hari memang susah ditaklukan
Meski dunia tidak peduli
Cukup aku yang mengerti
Kalau kamu pantang menyerah
Apalagi surut selangkah

Terima Kasih.........

Motorku menderu membelah malam, ketika senandung KKEB melintas dalam pikiranku. Dan anganku pun terlembar ke 7-8 tahun lalu. Aku teringat kalian, teman-teman.

Lagu ini yang kau putar saat aku bersembunyi, dari kenyataan yang belum siap aku hadapi. Bahwa keluargaku tidak akan utuh lagi. Dalam hari-hari tersulitku, aku bertemu kalian.

Terima kasih telah menemaniku dalam pelarian. Aku sungguh menikmati petualangan-petualangan itu. Dalam canda tawa, kalian membasuh lukaku.

Dan air wudhu terasa sangat menyejukan hati. Saat aku larut dalam sujud, aku belajar menerima kenyataan. Kususun lagi keping-keping jiwaku yang berserakan, dibantu kalian. Terima kasih untuk persahabatan erat itu hingga kini. Aku bisa bertahan, bangkit dan kembali berlari.

Teman, hidupku kini memang tidak pernah sama lagi. Ada keping jiwa yang tidak akan pernah kembali. Ternyata, hidup memang tidak selalu seperti yang kita rencanakan. Tapi yakinlah Allah menyiapkan sesuatu yang indah. Karena dia tidak pernah menguji manusia melebihi batas kemampuannya.

Ketika kita sabar, Allah akan menunjukkan jalan. Ketika kita percaya, Allah akan memperlihatkan keajaiban. Dalam cara yang tidak pernah kita bayangkan.

Aku hentikan motorku dalam sepinya jalanan. Betapa jauh sudah jejak yang kutinggalkan. Aku kini menapaki hidup baru yang penuh harapan. Dengan istri yang menjadi separuh nafas dan putri lucu yang menjadi separuh jiwa.

Teman, aku sudah membuktikan keadilan-Nya. Terima kasih.........

Sunday, October 7, 2007

Hongkong Lesbian: The First Encounter

Aaaaargh gue melakukan hal yang pantangan, meralat berita. Berita kucing garong gue salah. Tentu versi salahnya nggak bakal dibaca, soalnya cuma ada di dapur redaksi, hehe.

Gue bikin paragraf soal seorang cowok yang joget sawer dalam liputan Minggu (12/8/2007). Damn ternyata itu cewek tomboi!!

"Disini mana ada TKI laki-laki. TKW semua......," kata Pak Nugie.

Hah, ketipu gue. Tiba-tiba mata gue dibukakan... Iya ya... Banyak TKI tomboi. Banyak banget. Tapi kok gesture-nya gimana gitu. Ganjil banget. Pelukannya kok mesra amat ya. Kesannya bukan akrab tetapi intim....

Otak gue mikir terus, apa yang salah? Dan gue pun bertanya, jawabannya asyik.
"Iya Fay, banyak yang lesbian. Lihat saja, jelas kok," kata seorang pegawai kedutaan.

Gue bikin kamera Canon gue stand by. Gue mencari obyek yang lagi 'hot'. Akhirnya dapat nih, ada satu pasangan yang lagi pelukan. Yang bajunya feminin menggelayut ama si tomboi. Mukanya udah deket banget...... Kalau jadi ciuman, cakep banget foto gue.

Gue angkat kamera gue, fokus disetel. Eh mereka nengok, dengan cepat mereka pun menutupi wajah mereka dengan payung. Jepreeet, foto gue ambil. Malah jadi bagus, kan kita jadi bertanya-tanya apa yang mereka lakukan di balik payung hehehe.

Acara lomba 17 Agustusan jalan terus. Gue membatin. Gue harus dapat nih cerita fenomena lesbian. Orang Konjen dah bilang, "Nggak usah ditulis deh". Tapi gue pikir orang harus tahu fenomena ini.

Gue harus dapat nih berita. Kalau perlu masuk ke komunitasnya. Waktu gue nggak banyak, dan harus gue mulai sekarang.........

Hongkong: TKW Banjir Libur, Gaji Besar

TKI tidak selalu berada dalam posisi lemah di negara tempat mereka bekerja. Di Hongkong, mereka punya posisi tawar yang lebih manusiawi.

Hal ini dituturkan Naryati (35) dan Cahyati (35), dua TKI asal Cilacap. Gue bertemu mereka di sela-sela perayaan 17 Agutus di Victoria Park, Minggu (12/8/2007). Ceritanya gue cari hotspot buat kirim berita dari laptop yang harus gue bawa kemana-mana. Jadi kaya kura-kura dengan beban di punggung gue. Terus ketemu mereka di cafetaria di taman itu.

Naryati sudah bekerja selama 6 tahun di Hongkong dan Cahyati sudah bekerja 7 tahun. Menurut mereka, kondisi kerja di Hongkong jauh lebih baik. Di Singapura, mereka hanya mendapatkan libur sebulan 2 kali, dengan catatan majikannya baik. Namun ada majikan yang tega hanya memberi libur satu kali atau tidak ada libur sama sekali.

Di Hongkong, mereka setiap minggu mendapat 1 hari libur dan itu sudah diatur dalam regulasi setempat. Mereka pun mendapat libur setiap tanggal merah di Hongkong seperti tahun baru, tahun baru Cina, dan Natal. Mereka pun masih mendapat libur pada Hari Buruh Internasional dan lebaran.

"Di sini kita bisa lebih mendapatkan kebebasan daripada Singapura," kata Cahyati.

Gaji pun memiliki perbandingan signifikan. Di Singapura, mereka hanya mendapatkan gaji Rp 1,5 juta perbulan. Namun di Hong Kong mereka bisa mengantongi Rp 3,5-4 juta.

"Lebih enak kerja di Hongkong. Singapura dan Malaysia nggak deh. Kalau ke Arab sih masih bisa mengharapkan umroh," kata Naryati.

Meski demikian, mereka mengaku beban kerja mereka sama baik di Hong Kong maupun di Singapura. Mereka bangun pukul 6 pagi, ke pasar, memasak membersihkan rumah, mengantar jemput anak majikan, dan baru tidur pukul 22.00 atau 23.00. Namun secara keseluruhan, Hong Kong menawarkan pekerjaan yang lebih mendukung mereka. Menurut Cahyati, pada saat dirinya mulai menjalani profesi sebagai TKI, program pengiriman TKI ke Hongkong belum seramai sekarang.

"Sekarang TKI banyak yang kerja ke Singapura cuma untuk batu lompatan belajar bahasa Inggris. Kalau sudah pintar, mereka akan mencari kerja ke luar Singapura," pungkas Cahyati.

Hongkong: Kucing Garong di Victoria Park

Perayaan HUT Kemerdekaan RI juga menjadi milik para TKI di Hongkong. Berbagai lomba khas 17-an dan panggung musik dangdut pun digelar. Lagu favorit? Apalagi kalau bukan Kucing Garong. Goyang maaaang!

Konsulat Jenderal RI memang baru pada 2007 menggelar peringatan hari kemerdekaan dengan menggandeng 8 organisasi TKI di Hongkong. Tujuannya adalah melibatkan para TKI dalam selebrasi tahunan ini.

Untuk menampung ribuan TKI, Konjen menggunakan lapangan rumput di Victoria Park, Causeway Bay, Hongkong, Minggu (12/8/2007). Namun sayang, hujan gerimis membuat target kehadiran ribuan TKI menjadi hanya 1.000 orang saja.

Sejak pukul 09.00 waktu Hongkong, mereka sudah mulai berdatangan. Padahal, acara baru dimulai pukul 11.00. Sudah jauh-jauh hari mereka meminta izin majikan agar bisa libur di hari spesial ini.

Sebuah panggung dan sejumlah stand pendaftaran lomba serta lapangan yang berhias banner segitiga berwarna Merah Putih, sudah menyambut mereka di lapangan.

"Ada 108 ribu TKI di Hongkong. Kita gelar acara semacam ini untuk mengobati kerinduan mereka dengan tanah air selain memupuk rasa nasionalisme dalam perayaan hari kemerdekaan," ujar Konsul Bidang Sosial, Budaya dan Pariwisata Konjen RI Hongkong Nugroho Aribhimo alias Pak Nugie.

Para TKI di Hongkong memang kebanyakan perempuan (TKW). Acara pun diatur agar banyak perempuan bisa dilibatkan, antara lain suguhan tari-tari tradisional seperti Jaipong, lomba rias, atau menyanyi dangdut.

Nah lagu dangdut inilah yang paling ditunggu. Penyanyinya adalah teman-teman mereka sendiri. Namun gayanya tidak kalah dengan idola mereka. Apalagi lagunya 'Kucing Garong', jogetnya harus heboh.

Penyanyi yang lincah menggoda penonton untuk ikut ke atas panggung. Dengan pengeras suara yang menggelegar, hujan pun tidak membuat mereka surut untuk menonton sambil berpayung ria.

Peringatan hari kemerdekaan yang digelar seminggu lebih awal ini lebih lengkap lagi dengan beraneka lomba khas. Stand pendaftaran penuh TKI yang antusias ikut berlomba. Bahkan Konjen RI untuk Hongkong Ferry Adamhar dan para stafnya ikut beradu balap karung.

Sorak sorai bersahut-sahutan. Apalagi saat balap karung, karena pesertanya harus memakai wig warna-warni selain karung tentunya. Penonton tergelak melihat wig berjatuhan atau karung yang kesempitan.

"Seru Mas, banyak teman-teman. Jadi ingat di kampung," ujar Mariyati (32) seorang TKI asal Cilacap.

Beraneka lomba unik ini juga menarik perhatian warga Hongkong. Sepasang bule bahkan rela menonton lomba balap karung hingga usai. Merdeka!

Hongkong: TKW, Harajuku, dan Tank Top

Akhirnya datanglah hari Minggu, waktunya acara perayaan 17 Agustus di Victoria Park, Hongkong. Ini momen penting buat bertemu dengan TKI.

Kalau kita membicarakan TKI yang bekerja di luar negeri, imejnya selalu orang lugu di negeri orang, gagap teknologi, pokoknya ndeso. Jangan salah, di Hong Kong, gaya harajuku pun mereka tahu.

Gelar lomba 17 Agustus yang diadakan Konjen RI di Hong Kong, Minggu (12/8/2007) menjadi ajang berkumpulnya ratusan TKI. Bertempat di Victoria Park, beraneka lomba dan panggung hiburan digelar. Para TKI pun datang membanjir dan menjadi kesempatan saya membandingkan mereka.

Harus diakui kalau para TKW asal Indonesia punya gaya yang lain dibanding dengan TKW-TKW yang bekerja di negara-negara lain. Penampilan mereka tidak kumuh.

Di Hong Kong, para TKW ini bergaji cukup tinggi. Minimal, mereka bergaji sekitar Rp 3,5 juta per bulan. Karena itu, tidak heran bila telepon seluler (ponsel) menjadi barang wajib bagi mereka. Ponsel yang mereka punya pun berharga mahal. Seringkali ponsel ini dikalungkan di leher mereka.

Gaya busana itu tergantung selera. Namun pasti sudah jauh berbeda saat mereka berangkat dari tanah air. Kentara sekali mereka dipengaruhi gaya busana anak muda Hong Kong dan mungkin sekali ditiru dari anak majikan mereka.

Ada yang berbusana terbuka, dengan rok mini, tank top, celana hipster, atau berdandan ala skater boy dengan kalung rapper. Untuk rambut, dicat itu sudah biasa. Gaya rambut harajuku itu baru seru, apalagi memakai celana loreng army look. Jangan lupa, sepatu-sepatu olahraga yang mereka pakai juga model terbaru.

Namun tidak semuanya terpengaruh busana barat ini. Masih banyak juga lho TKI yang tetap dalam balutan anggun jilbab. Kalau sudah begini, apa masih mereka dibilang ndeso?