Thursday, June 9, 2016

Ilusi Mayoritas

Bismillah, nge-blog lagi ah, drpd isi otak terbuang sayang...

Ilusi Mayoritas

Menganalisa kondisi politik terkini negeri ini, secara sederhana adalah berkembangnya xenophobic populism (skripsi kuliah saya). Ini nggak cuma di Indonesia kok, santai aja bro. Inti masalah pada awalnya ada kesenjangan ekonomi dan politik, lalu ada sebagian kecil yang frustasi karena terancam dalam kompetisi.

Kenapa? Karena mereka hidup dalam ilusi mayoritas. Mereka merasa jumlah mereka banyak, lantas berhak terhadap akses politik dan ekonomi. Masalahnya, mayoritas bukan artinya serta merta bisa meminta begitu saja akses politik dan ekonomi itu. Macam preman pulak kau.... beraninya keroyokan.

Cuma ya ilusi udah jd makanan mereka sehari-hari, untuk mengobati sakit hati. Jadi gagap bgt dengan realitas. Dari Prancis, Amerika, Australia, sampai Indonesia hal ini terjadi. Kebencian mereka mengambil simbol apapun yang dianggap berbeda, tapi mewakili lawan politik mereka.

Di Prancis yang dihajar umat Islam, di Australia yang dihajar adalah imigran, di Amerika yang dihajar imigran Amerika Latin, di Indonesia yang dihajar adalah China dan kaum kafir. Xenophobic populism melakukan agregasi politik dengan cara yang paling mudah dalam sistem politik di negara tersebut. Di Australia, pasti bikin parpol, karena gampang banget. Kalo di Indonesia, pasti bikin ormas dan berharap uang dari parpol tertentu.

Ilusi apa sih maksudnya? Australia contoh paling gampang, banyak parpol gurem mengusung isu anti imigran. Buat mereka, sebagai true blue Australian (pribumi), mereka terjajah kaum imigran. Pdhl itu ilusi, mereka doang kali. Mayoritas pribumi Australian tdk merasa terjajah imigran, karena secara politik dan ekonomi lebih aman posisinya.

Kalau di Indonesia, isi kepala mereka begini: Saya kan pribumi, pribumi kan banyak, masa org China lbh kaya dari saya. Atau, saya kan Islam, Islam kan banyak, kok orang kafir yang jd penguasa. Pdhl realitanya, banyak kok pribumi kaya dan muslim penguasa.

Ciri-ciri mereka: kecil tapi berisik. Tapi jangan takut, kekuatan mereka cuma mengandalkan kebencian semata, ketika benci itu hilang, hilang juga dukungan terhadap kelompok ini, pindah ke spektrum tengah. Solusinya adalah membuat sistem yang lebih menjamin akses politik dan ekonomi yang lebih merata untuk rakyat. Negara yang melakukan itu, terhindar dari gejala xenophobic populism. Negara-negara Skandinavia baek-baek aja tuh.

Btw soal spektrum, xenophobic populism ada di ekstrem kanan, sementara communism ada di ujung paling kiri. Xenophobic populism itu satu famili tapi lebih jinak dari fasism, racism, ultra nationalism, far right, ultra right, right wing. Disebut lebih jinak, karena ada embel-embel populism, mereka gampang terbuai oleh tokoh yang menjual janji-janji surga macam Donald Trump. Intinya mereka cuma anak-anak kecil yang manja dan merengek-rengek, karena anak baru di komplek punya mainan lebih bagus.

1 comment:

Unknown said...

Sya kerja di Taichung Taiwan 4 THN 5 bulan. dlu Amat trsiksa Majikan gak baik Tiap hari di marahin kerja terus 24 jam jarang istrahat. waktunya tidur mlm Kerja sampe subuh pgi apalagi libur sekolah sibuk masak" boro" bisa istrirahat, pokoknya kerja.. kerja truss... jd TKW Bikin kapok tersiksa batin 4 THN lebih., kebetulan wktu itu ada teman Q kenal namanya Mbah Suroto di facebook, awalnya sya ikut-ikutan melihat temanku, ternyata setelah kubuktikan hasilnya memang luar biasa..!! katanya sering di bantu sm beliau. ternyata dia seorang guru spritual Pesugihan Anka Togel 2D sampai 6D dan Pesugihan Dana Ghaib , tp sya beranikan diri coba telpon beliau. dan sya memilih Pesugihan Dana Ghaib nya. Alhamdulillah benar2 terbukti nyata hasilnya, sya di Taiwan bisa pulang ke indonesia degan selamat jg dah Alhamdulilah..  jika sampean minat ingin tlpn beliau ini nmr nya +6282291277145 smg bisa di bantu sprti sya. Amin...