Siapa yang tidak kesal kalau anak kita bertingkah nyeleneh dan menyusahkan. Bawaannya pengen marah.
Dan kata-kata itu pun keluar begitu saja dari mulut kita. "Bikin berantakan aja!", "Itu kan baru dibersihin!", "Apa-apaan sih!", "Hayo! Kamu bikin ulah apa lagi?", "Bisa diem ngga sih?", "Jangan dimakan! Kotor!".
Sebenarnya apa sih yang ada dipikiran seorang anak, ketika dia berbuat sesuatu yang membuat orang tuanya berkacak pinggang?
Dan kami pun memutuskan untuk bertanya ketika Zahra "berulah" untuk yang kesekian kali. Jadi pada suatu pagi, saat mama dan papanya bekerja dengan laptop dari atas kasur, Zahra datang sambil berlari.
Mukanya berlumuran selai coklat yang berasal dari roti yang semestinya menjadi sarapan dia. Huuuuuh, kenapa lagi ini anak? Tapi sebelum kita memutuskan untuk ngomel, kita tanya dulu tersangka cilik kita ini.
"Zahra, kenapa mukanya dilumuri coklat begitu?"
"Zahra mau lucu Pah!" ujarnya dengan cengir nakal.
Olala, dibalik hasil akhirnya yang kacau balau, Zahra hanya ingin melucu dan mencari perhatian mama dan papa. Untung kami bertanya, kalau tidak kita membuang energi sia-sia dengan mengomeli dia.
Di saat lain mukanya kembali berlumuran..... yoghurt. Yang memang dengan sengaja dia oles ke seluruh mukanya. Dengan resep bertanya, jawabannya ternyata begitu polos.
"Zahra lagi pakai pelembab kaya mama," ujarnya.
Ternyata, kami salah menangkap niat Zahra dan lebih melihatnya sebagai ulah yang berlebih-lebihan. Dan betapa banyak niat polos anak-anak kita, yang sayangnya kita nilai sebagai cari masalah. Karena terkadang hasil akhirnya juga memang berantakan hehehe.
Akhirnya kami memutuskan untuk menilai perbuatan Zahra berdasarkan niatnya. Selama niatnya positif, tidak masalah jika kami harus membereskan barang-barang di rumah berulang kali. Zahra is just a little baby girl.
No comments:
Post a Comment