Sunday, December 16, 2012

Sri Lanka: Nama Bandaranya, Bandaranaike!

Bandara Bandaranaike (bingung ya tulisannya?)
Saya sebenarnya tidak suka jika sampai ke negeri orang pada malam hari. Saya butuh melihat suasana sejak detik pertama sampai ke suatu tempat, dan itu lebih enak dilakukan pada siang hari. Jadinya terbayang dan tahu tempat begitu.

Tapi apa daya, pesawat Singapore Airlines yang membawa saya ke Colombo, Sri Lanka akhirnya mendarat lewat tengah malam, tepatnya Rabu 28 Maret 2012 dini hari. Dari jendela pesawat saya baca tulisan 'Bandaranaike', itukah nama bandara dalam bahasa Sri Lanka? Pikir saya begitu.

Turun dari pesawat, panitia Sri Lanka Expo menunggu kami, para wartawan dari Indonesia, saya, Roland, Imung, Astrid. Namun ada masalah, pemandu yang akan mengantar kami selama di Sri Lanka belum datang, Anthony namanya. Bukan bule, tapi orang lokal bernama barat.

Ya sudah saya mengamati saja bandara ini. Ukurannya mungkin hanya sebesar Terminal Tiga Bandara Soekarno Hatta, tapi lebih bagus Cengkareng. Terlihat ada renovasi yang dikebut harus selesai demi menyambut Sri Lanka Expo. Banner-banner menggantung di langit-langit bandara, semua soal Sri Lanka Expo. Kayaknya tipikal negara dunia ketiga ya, pembangunan itu kejar setoran menjelang ada hajatan besar.

Dekorasi di ruang makan utama Grand Colombo
"I'm sorry Sir, Madam!" sebuah suara memanggil kami. Ini dia Anthony! Pria paruh baya berkulit gelap namun dengan senyum ramah. Sejurus kemudian backpack Deuter saya melompat masuk ke belakang mobil dan kami meluncur ke luar bandara.

Tapi ya itu tadi, malam hari membuat saya tidak bisa membayangkan bagaimana itu Colombo. Ada hutan, ada sungai, rumah-rumah yang sepi karena sudah dini hari, deretan gedung-gedung yang juga sepi. Tidak sampai satu jam kemudian kami pun sampai.

Cinnamon Grand Colombo, hotel besar banget. Bayangkanlah Grand Indonesia kali ya. Yang bikin mulut menganga ini adalah lampu bermodel lentera atau lampion super besar di atas ruang makan utamanya yang punya langit-langit tinggi.

Ah, tubuh ini sudah terlalu lelah untuk mengagumi. Check in beres dan saya hanya memfoto kamar sebelum tubuh ini menghempaskan diri di atasnya. Sudah pukul 03.00 waktu setempat dan pukul 07.00 nanti saya harus sudah siap liputan. 'Pidato Presiden Sri Lanka', ah ya ampun tulisan di TOR liputan ini bikin badan bertambah lemas.

Kamar hotel saya nih
Begitulah nasib wartawan, harus siap tempur 24 jam. Padahal niat saya besok sederhana saja, saya ingin melihat wajah Colombo ketika surya datang menyapa.

Dan dalam beberapa jam, saya tahu kalau Bandaranaike itu nama bapak bangsanya Sri Lanka, seperti Soekarno-nya. Yang jelas bukan terjemahan bandara dalam bahasa Sri Lanka. Hehehehe, maaf.

No comments: