Jumat, 21 November 2008, menjadi suatu hari yang istimewa. Ketika di pagi hari sambil gue belajar masak opor ayam....... salju turun.....
Zahra pun sangat-sangat-sangat excited. Dengan mata yang berbinar menatap jendela melihat bunga-bunga es berguguran. Melayang pelan sambil bercampur dengan hujan gerimis yang memang sudah turun sejak subuh.
Salju turun cuma setengah jam. Rupanya, sang awan masih belajar bikin salju tahun ini. Padahal dengan global warming, gue pikir ngga akan lihat salju di Berlin, kudu ke Swiss hehe. Tapi dari situs cuaca Jerman 'Wetter.de' suhu hari ini cuma mentok 3 derajat Celcius, dan nanti malem 0 derajat. Brrrrrrrrr!
Balik salat Jumat, jam 4-an menjelang magrib, salju turun lagi. Lebih banyak dari pada tadi pagi. Gue buka jendela apartemen karena Zahra penasaran mau megang salju. Gue yang menjulurkan tangan jauh jauh ke luar jendela.
"Mana Pah saljunya?" seru Zahra girang melihat bunga es yang mendarat di telapak tangan gue dan dengan cepat mencair.
Ini juga pertama kali gue lihat salju (ndeso mode ON). Secara setahun di Australia, gue tinggal di Rockhampton yang sama panasnya kaya di NTT. Desti waktu di Korea malah udah duluan maen salju .
Yang jelas, tadi pagi gue, Desti dan Zahra di ruang makan bisa menikmati salju yang turun di luar jendela. Hadiah yang romantis dari Allah di hari ulang tahun pernikahan kita yang keempat......
No comments:
Post a Comment