Thursday, October 23, 2008

Hongkong: Campursari di Pennington


Jauh dari kampung halaman, tentu membuat para TKI di Hongkong rindu. Rindu makanannya sampai rindu lagu campursari Didi Kempot. Ada satu tempat yang bisa mengobati rindu mereka.

Di Pennington Street, Causeway Bay, Hongkong, ada tempat bernama Warung Malang yang menjadi tempat para TKI mengobati kangen kampung halaman. Tidak hanya menjual masakan Indonesia, Warung Malang juga menjual lagu-lagu Indonesia terutama lagu-lagu Jawa.

Pemiliknya adalah pasangan Mochamad Nurali dan Katinem. Nurali yang pensiunan staf Konjen RI di Hongkong, merintis usaha kuliner bersama sang istri. Katinem memang memiliki bakat memasak dan usaha rumah makan dari orangtuanya.

"Tahun 1998, Bapak pensiun, terus buka warung Malang," ujar Katinem yang ditemui saya di sela kesibukannya melayani pelanggan, Kamis (20/8/2007) lalu.

Nama Warung Malang dipilih wanita yang dipanggil Bu Kat ini karena banyak pelanggannya merupakan TKI asal Malang. Di restoran berukuran 90 meter persegi ini, dia menjual masakan khas Indonesia antara lain gado-gado, sayur asem dan bakwan. Warung Malang juga menjual kaset-kaset lagu Indonesia.

Kaset-kaset ini dipajang di dekat kassa. Ada lagu Campursari Didi Kempot, lagu berirama gambus, Jathilan khas Jawa Timur, dangdut atau kaset-kaset pengajian. Lagu-lagu penyanyi pop idola TKI juga ada seperti Siti Nurhaliza atau grup nasyid Malaysia Raihan. Kaset-kaset ini dihargai HK$ 20-30. "Lumayan, Mas. Banyak yang beli," kata dia.

Menurut Bu Kat, pelanggannya terus meningkat seiring bertambahnya jumlah TKI di Hong Kong. Tidak hanya TKI, pegawai Konjen RI pun menjadi langganannya. Warga Hongkong dan bule-bule pun kerap mendatangi Warung Malang.

"Makanan saya dijamin halal. Pernah ada orang Malaysia, cuma mau makan di sini. Dia dapat nama Warung Malang dari internet. Saya nggak tahu siapa yang masang," Katinem tersenyum.

Rupanya Katinem tidak menyadari, kalau Warung Malang termasuk dalam daftar restoran halal yang dimuat di situs resmi The Islamic Union of Hongkong. Bagi dia, yang penting, usahanya banjir pembeli setiap hari. Memang berapa sih omset Bu Kat dalam sehari?


"Jangan ah, itu rahasia. Hahaha...," Katinem pun tertawa penuh arti.

No comments: