![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWZqCiN_zS3YTaakamsvS37LKxO7mVawcGyo_su28bQWrd9TNZwSybcB6r-G-BiCKp5QUqcAHuTHwQ_ydMDrhYTTyOnDCy41wNFYeF33vdkxY_3DVI0cNg5Fi_vjasxl0OPMPoCfbAnR8/s200/blog+tram+kuning.jpg)
Saya berkesempatan menggunakan tram sepulang dari Masjid Ammar di daerah Wanchai, menuju Kantor Konsulat Jenderal RI di Causeway Bay, Kamis (16/8/2007). Saya memilih naik dari Hennessy Road yang paling dekat dengan masjid.
Jalur tram yang berada di tengah-tengah jalan raya hanya memiliki stasiun-stasiun sederhana yang lebih mirip halte bus. Penumpang tinggal langsung naik dan membayar sebelum turun. Jauh dekat tarifnya sama, HK$ 2 untuk dewasa, HK$ 1 untuk anak-anak dan manula.
Kereta tram yang memiliki 2 tingkat ini sungguh antik. Mesti tubuh gerbongnya penuh berbalut iklan, desainnya masih sama dengan saat kendaraan bertenaga listrik ini beroperasi pertama kali pada 1904.
Gerbong tram hanya memiliki lebar 2 meter. Langit-langit kabin penumpangnya pun setinggi 2 meter kurang, nyaris setinggi kepala penumpang. Para pemain basket yang naik tram pasti terpaksa menunduk-nunduk.
Gerbong berbahan besi ini pada bagian dalamnya masih menggunakan kayu-kayu yang tampak tua untuk membingkai kabin penumpang. Tempat duduk penumpang yang saling berhadapan pun dibuat sederhana, hanya dipan kayu. Tidak ada AC, penumpang cukup mendapatkan angin dari jendela yang dibuka lebar.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL_VAk4x1JVEEdHuOalP1NPZZwqU2L3KEkfv_Edht_6HDlB1-4xoblsTeqMc46IMbINYIUHvJ3zI3-ihuLtrCSXgeZl5pWYTNw2L_y1-6YouujEScmTUE_Jiex1wGJ9qWLlFo62u5e9t4/s200/blog+tram+bersaing.jpg)
Pada abad ke 21 ini, tram harus bersaing dengan transportasi publik lain yang lebih moderen, termasuk kereta bawah tanah. Namun tram tetap bertahan sebagai warisan sejarah, selain harga tiketnya yang paling murah.
No comments:
Post a Comment