Hari keempat liburan di Brussels, Senin 2 Maret. Kita mau mampir ke Amsterdam. Nanggung udah tinggal sedikit lagi. Lagian hari Senin, Teh Shanti harus kerja juga. Agar tidak mengganggu kita jalan-jalan sendiri aja.
Kita rencananya naek kereta Thalys, perusahaan patungan Belgia, Prancis, Jerman. Kita pesan tiket sebelum datang ke Brussels
Mesin dan gerbongnya diambil dari TGV Prancis, cuma dicat ulang. Yup, ini kereta peluru, man! Desti sih udah pernah naek kereta peluru Jerman. Tapi ini juga pengalaman pertama gue hihihi. Naeknya dari stasiun Bruxelles Midi.
Interiornya enak, nyaman, lega. Ada kompartemen barang. Keretanya punya Wifi buat yang mau internetan. Restorannya juga keren.
Waktu di dalam kota, kecepatannya sih biasa. Begitu udah di pinggir kota mulailah melesat. Wuusssh! Puncak kecepatan Thalys ini 300 km/jam. Pemandangan di luar kereta udah tinggal sekelebatan. Tapi suspensinya empuuuuk maknyuss. Goncangannya minim, masih lebih goyang Cirebon Ekspress.
Sayangnya, jalur Brussels-Amsterdam ini tidak terlalu kuat buat kereta peluru. Jadi kecepatannya ngga bisa sampai 300 km/jam. Sayang banget. Tapi enaknya, Zahra ngga bayar asal ngga ambil bangku. Tapi banyak bangku kosong juga kok, jadi Zahra duduk sendiri aja.
Soal harga tiket, di Eropa orang biasa berburu tiket 3 bulan sebelum berangkat. Bisa dapat harga murah banget, kalau udah deket hari baru mahal. Harga pembukaan Thalys ini cuma 19 Euro atau Rp 285 ribu. Bayangin, kereta peluru harganya sama kaya kereta Argo. 2,5 jam sampe deh kita di Amsterdam Centraal.
1 comment:
wih... keren ya kretanya. kapanlah indonesa punya yg model begitu :P di dalem ga bisa poto2 ya fay?
Post a Comment