Saturday, August 4, 2012

Redefining Travel Writer

Apakah seseorang harus menjadi Traveler, atau penghobi jalan, atau termahsyur di komunitasnya untuk bisa menulis mengenai sebuah destinasi?

Kita mulai tulisan ini dari pertanyaan itu. Pertanyaan yang menggelitik di kepala saya usai sebuah obrolan sore dengan Mbak Ine. Intinya, saya bisa mendapatkan sebuah bala bantuan dari belahan Planet Bumi yang lain. Tapi... dia bukanlah orang yang disangka-sangka.

Saya tetap percaya kalau setiap manusia bisa menjadi pencerita yang baik mengenai sebuah destinasi. Setiap manusia! Bahkan seorang kakek tua atau ibu-ibu rumahan sekalipun. Namun, apakah kemudian cerita mereka mau didengar oleh para pegiat travelling? Saya berharap bukan gengsi yang bermain di sini.

Bagaimana kalau ada orang biasa, sama sekali bukan Traveler, tapi dia bisa menulis sangat komprehensif soal destinasi. Anda mau baca tulisannya? Tidakkah Anda tergelitik untuk bertanya: Anda siapa? Sudah pernah traveling kemana? Ikut komunitas apa?

Kalau dia bilang TIDAK untuk semua pertanyaan itu, Anda mau apa? Faktanya orang-orang kayak begitu banyak kok. Saya pernah jumpai beberapa. Mereka antara lain tipe The Local Guy dan The Clever Guy. Orang-orang yang memang mengenal seutuhnya sebuah destinasi dan orang-orang yang misalnya dengan kompetensi akademik dia atau hal lain, menjadi memahami pula sebuah destinasi.

Travelling dan Travel Writer buat saya sekarang artinya begini:
Travelling is beyond everything, and beyond the Traveller themselves. Random person can write about travelling when he/she has the Information.

Mereka menulis benar-benar apa yang mereka ketahui, dan yang penting tidak menjadi sok tahu atas hal lain yang tidak mereka pahami. Buat saya itu cukup.

Kalau mereka kita pandang sebelah mata hanya karena mereka bukan Traveler, what a waste.......

2 comments:

Hairun Fahrudin said...

saya juga akan menulis artikel tentang tema ini, terima kasih sharing-nya.

buat saya, travel writing itu soal cara pandang baru tentang suatu objek. kita bisa jadi travel writer tanpa harus bepergian (menulis tentang tempat tinggal kita sendiri). itu baru namanya redefining travel writing, he he...

Hairun
http://easybackpacking.blogspot.com

Danang D. Cahyadi said...

Jadi aq tetep ga masalah kan mas klo nulis ttg destinasi yg aq belum pernah kesana, tp aq pengen kesana...tp aq bercerita dr penuturan orang2 yg pernah ke tmpat tsb. atau dari info2 wisata,,,sah-sah aja kan ya? menurutku sah-sah aja, justru ikut menyebarluaskan destinasi wisata (khususnya yg dalam negeri deh), mskipun sendirinya blm pernah...hihi