Saturday, August 11, 2012

Puisi Twitter (#Puitwit) 1-10

Inilah cikal bakal Puisi Twittter yang saya kembangkan. Awalnya belum pakai hastag #Puitwit. Benar-benar spontan apa yang dirasakan saat itu. Temanya juga masih sangat personal. Teksnya dibiarkan apa adanya saat copy paste dari timeline di Twitter. Ternyata, hobi ini semua bermula pada tanggal 23 Juni 2012. Enjoy!

------------


1.
23 Jun Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Lalu lembut kucium dirimu. Selembut angin malam mencumbu Ciremai. Mahligai cinta kita dibangun di sini, 8 tahun silam

2.
23 Jun Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Kami pun lari, berdua, saat kabut malam membungkus Ciremai. Aku dan dia ingin kembali ke tempat saat cinta kami dirajut #cirebonhometown

3.
23 Jun Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Kugenggam erat jemarinya saat kami menyusur jalan desa di Sangkanurip. Kubiarkan Orion cemburu pada kami di langit malam #cirebonhometown

4.
27 Jun Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Let the wind blows, sometimes we just don't know why

5.
27 Jun Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Dan biarkan hawa pagi mengisi paru-paruku, lantas kuucapkan selamat pagi pada dunia ketika air wudhu mencuci wajahku

6.
27 Jun Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
In a place called Home, I have a lot amount of Love and Passion

7.
27 Jun Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Wahai hari, berkah Tuhan yang mana yang dititipkan padamu kali ini. Biarkan aku menjemputnya dengan hati ikhlas, tenang tanpa pergolakan

8.
3 Juli Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Ya Allah, aku hanyalah cangkir kecil yang Kau tuang lautan ilmu. Tapi ingin kureguk smua, walau perlahan, walau tertatih. Aku adl hamba

9.
3 Jul Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Iri adalah perasaan yang tidak perlu. karena aku tahu, Allah cinta padaku, seperti Dia mengasihi setiap mahluk di planet ini

10.
3 Jul Fitraya Ramadhanny Fitraya Ramadhanny ‏@fayanamaku
Teh pekat itu meluncur hangat ke dalam tenggorokanku. Sebuah hari telah berlalu. Biarkan air membasuh letih. Sudah tak ada lagi rintih

No comments: