Monday, March 3, 2008

Hongkong: Hiruk Pikuk Pengurusan Paspor

Hari kerja di Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Hongkong adalah hiruk pikuknya pelayanan keimigrasian. Dengan kantor yang berdiri menjulang 21 lantai, Konjen RI harus melayani 110 ribu TKI di Hongkong.

"Konjen RI setiap harinya mengurus 150 paspor. Proses pengurusan paspor diselesaikan dalam 10 hari kerja," ujar Konsul Imigrasi Konjen RI Djoni Muhammad di kantornya di Leighton Road No 127-129, Causeway Bay, Hongkong, Senin (13/8/2007).

Para TKI datang pagi hari pukul 09.30 untuk menyerahkan berkas berupa paspor lama, KTP Hongkong, slip pembayaran dari bank dan kontrak kerja. Penyerahan berkas dilakukan hingga pukul 12.30 waktu setempat.

Para TKI akan menerima tanda bukti permohonan sekaligus pemberitahuan tanggal pengambilan paspor 10 hari kemudian. Pada hari yang ditentukan, mereka akan kembali ke Konjen.

Waktu pengambilan paspor adalah pukul 14.30-16.30. Namun seringya mereka sudah antre menunggu sebelum loket dibuka. Begitu dibuka, mereka pun membanjir masuk.

Agar tertib, mereka diminta mengambil nomor panggil. Sambil menunggu panggilan, mereka asyik mengobrol dengan teman-temannya.

Jika nomor dipanggil, mereka mengambil paspor baru dan kemudian pulang. Biasanya memang tidak berlama-lama, karena pada hari kerja sebenarnya mereka memanfaatkan sedikit waktu dari padatnya tugas membersihkan rumah.

Tidak hanya jasa paspor, Konjen pun mengurusi permohonan visa bagi warga Hong Kong yang ingin berkunjung ke Indonesia. Para agen TKI pun berurusan dengan konjen, inilah tugas Konsul Konsuler. "Kami menjalankan fungsi pelayanan, perlindungan, dan pembinaan TKI," ujar Konsul Konsuler Konjen RI Ayodhia Kalake.

Menurut pria yang akrab dipanggil Odhie ini, proses pengiriman TKI dimulai dari job order atau perjanjian antar agen pemilik lisensi Konjen RI dan Depnaker Hongkong dan PJTKI pemilik surat izin pengiriman TKI. Agen lalu menawarkan data TKI ke calon majikan.

Jika majikan berminat, dibuatlah kontrak kerja yang harus dilegalisir KJRI lalu dikirim ke Indonesia. Kantor imigrasi Hongkong kemudian memverifikasi apakah sang majikan layak menerima TKI atau tidak.

Mereka akan memerika penghasilan si majikan dan kondisi rumah mereka. Jika Kantor imigrasi Hongkong memberikan lampu hijau, visa pun dikirimkan ke Indoensia dan TKI pun berangkat ke Hongkong.

"Total kebutuhan pembantu di rumah tangga di Hongkong adalah 250 ribu orang. Pada Juli 2007 sudah ada 239.470 pembantu. 110.510 di antaranya dari Indonesia," pungkas Odhie.

Hongkong: Rain....

Selesai liputan lomba 17 Agustus di Victoria Park, gue pulang dengan sepatu berlumpur. Jadilah malam itu gue nyuci sepatu.

Sambil kirim-kirim berita lewat email. Gue nyuri hotspot entah punya siapa hehehe, ke-detect ama laptop gue.

Pagi harinya alias Senin (13/8/2007), cuacanya hujan sejak awal pagi. Padahal agenda kita lumayan padat. Kita mau ke kantor Konjen RI melihat suasana pengurusan paspor oleh para TKI.

Jadilah kita berpayung menuju lokasi yang hanya beberapa blok. Suasananya gitu deh, hujan dan semua orang berpayung.

Pak Nugie, orang Konjen bilang, setelah topan, pasti hujan 2-3 hari. Dan kemarin ada Topan Pabuk, jadi mungkin kita masih akan berhujan-hujan sampai besok atau lusa.

Wednesday, February 13, 2008

Song In My Ears

Pulang liputan, hampir selalu melelahkan. Dari Istana Negara, masih ada 50 km perjalanan menuju rumah gue yang nyaman di Parung. Ngantuk, stress, macet, hujan bisa membuat perjalanan tidak nyaman.

Tapi buat itu mah, gue punya solusinya. Dengerin musik aja.....

Creative Divicam gue masih punya 1 fungsi terakhir, setelah baterenya bocor dan kualitas gambarnya ketinggalan zaman dibanding Nokia E61i yang gue pegang sekarang. MP3-nya masih OK...

Mendengarkan musik sambil pulang ke rumah sungguh menyenangkan buat gue. Bawa motor jadi santai, tetap fokus dan rileks. Walaupun sebenernya, semua orang pada kebut-kebutan, salip-salipan dll. I'm stay focused... and saved.

Lagu-lagunya ga ada preferensi khusus, pokoknya harus membuat mood tenang. Lagu baru atau lama sama aja buat gue. Lagu KKEB Andre Hehanusa wajib ada walaupun agak jadul, tapi gue punya juga Kisah Tak Sempurna - Samsons.

Biar semangat ada Fighting Spirit - OST Naruto ato Sweet Child of Mine - Guns n Roses. Atau yang bertema kangen seperti Kangen - Dewa (versi Once) atau Perjalanan Ini - Padi. Jazz ada Dave Kozz ama Jamie Cullum, penyanyi cewek ada The Corrs ama Alanis Morisete, campur-campur aja. Bosen tinggal ganti pake lagu baru.

Ga masalah sambil naik motor. Earphonenya panjang, Creative-nya gue taro di tas. Volumenya maksimal untuk melawan bising jalanan. Dan gue melaju pulang dengan lagu-lagu di telinga....

Turning Point

Selasa 29 Januari 2008, siang. Gue lagi izin recovery badan gue. Liputan Soeharto sungguh menguras tenaga. Lagi tidur, tahu-tahu DAAD Jakarta nelepon. Desti diterima beasiswanya ke FHW Berlin. Akhir minggunya Desti langsung pulang dari Korea.

Sementara dari Cirebon, Teteh Fanny ngasih kabar sudah punya tanggal lamaran dengan pujaan hatinya Arri.

Gue merasa kita semua sekarang sudah menjelang babak baru dalam hidup kami. Sebuah titik balik....

Hampir 9 tahun lalu kami semua jatuh, saat tahu papa punya selingkuhan dan ujungnya mama diceraikan papa. Tapi kami sadar, kami tidak bisa selamanya terpuruk. Kami harus bangkit, dengan atau tanpa bantuan papa. Kami harus melakukan yang terbaik demi kebaikan satu sama lain.

Tahun-tahun berlalu dalam gemblengan Allah yang sungguh mendewasakan kami. Lalu kami mendambakan 'hijrah'. Hijrah buat gue, Desti dan Zahra adalah kuliah S2 ke luar negeri. Hijrah buat teteh adalah menikah. Hijrah buat mama adalah pindah rumah ke kota kelahirannya Bogor.

Titik hijrah keluarga gue dan teteh sudah di depan mata, mama mungkin masih punya cerita yang belum selesai dari Allah. Gue sungguh berharap akan babak-babak baru dalam kehidupan kami semua.

Mudahkanlah, ya Rabb.....

UPDATED 22 November 2008:
Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengabulkan doa kami. Engkau telah mengumpulkan kami semua di Berlin. Aku, istri dan dan anakku. Jadikan kami orang-orang pandai bersabar dan bersyukur. Dua aturan sederhana untuk hidup yang orang sering lupa.

Monday, January 28, 2008

Antara Hillary, Obama dan Hegemoni Itu

Proses Pemilu AS 2008 dipotret dunia kecuali AS sendiri, sebagai pemilunya Partai Demokrat. Semua tingkah polah dua kandidat utamanya Hillary Clinton dan Barack Obama, adalah berita.

Jago-jago kubu Republik tidak punya gaung di luar Negeri Paman Sam itu. Mitt Romney? John MacCain? Dunia seolah tidak perlu mengetahui mereka. Pemilu AS 2008 seolah bukan menjadi pemilu Partai Republik. Setidaknya bukan untuk George W Bush yang sudah tidak bisa maju lagi.

Publik memang sudah bosan dengan Bush, dan ini berdampak serius untuk Partai Republik. Jagonya pasti kandidat-kandidat baru, tapi rohnya tetap sama. Elang-elang neo konservatif pada dasarnya masih menjadi motor di Republik.

Isu perang Irak adalah pertaruhan gengsi dan kepentingan modal. Sebuah resiko dalam bisnis dan prajurit-prajurit adalah alat produksi yang bisa dibelanjakan dan dihabiskan, sampai tujuan ekonomi di Irak bisa diraih. Jalan untuk berbagai gurita MNC yang sahamnya dibagi rata di antara elang-elang ini.

Maka, Hillary dan Obama sungguh tampil sebagai pemimpin alternatif. Mereka akan menadi presiden perempuan pertama atau kulit hitam pertama. Keberadaan mereka yang menjadi favorit pada esensinya adalah penantang sejati tradisi politik AS yang diimani kelompok neo konservatif: The White Anglo Saxon Protestant (and male).

Pemilu AS 2008 memiliki daya tarik tersendiri. Dunia menunggu, akankah tradisi ini berhasil didobrak? Akankah demokrasi di AS tidak sekadar empty signifier yang pemaknaannya dihegemoni sepihak oleh kubu konservatif?

Saya juga menunggu........ Kemenangan Hillary atau Obama, keduanya akan mengukir sejarah. Sejarah yang harus dicegah mati-matian oleh Republikan.

Sunday, January 27, 2008

So Long.......... Old Man!

Jumpa pers Presiden SBY soal kenaikan harga pangan, pada Minggu sore itu berakhir agak ganjil. Tanpa tanya jawab dan Kepala BIN Syamsir Siregar merapat ke RI 1. Lalu SBY menunjuk kami-kami ini para wartawan.

"Wartawan jangan kemana-mana," kata SBY sebelum menghilang berdua dengan Jusuf Kalla. Kondisi Soeharto yang super kritis sepanjang pagi pastilah menjadi sebabnya. Puluhan wartawan serentak mengangkat ponsel termasuk gue untuk mencari tahu kabar dari RSPP.

Dari ujung telepon temen gue Arry Anggadha menyahut, orang kuat Orde Baru ini lewat............

Hilang sudah kesempatan menuntut hari libur gue hari itu. Per detik momen yang berlalu sungguh berarti. SBY mengucap belasungkawa, ada doa, bendera setengah tiang, hari berkabung nasional. Dari Cendana ribuan orang membanjir, wartawan, pelayat, polisi, tentara, ormas, warga setempat.

Sejarah sedang ditulis sang zaman. Apa yang terjadi hari ini dan beberapa hari mendatang akan diingat semua orang. Sang Patron telah mangkat. Yang sedih banyak, tapi yang gembira juga tidak kalah banyak.....

Kalau gue? Gue ingin duduk manis dengan segelas teh manis panas dan menunggu. Menunggu kemana Allah akan membawa drama ini. Kemana Keluarga Cendana dan kroni akan mencari naungan... Kemana mereka akan sembunyi dari senyum jahil Jaksa Agung Hendarman Supanji dengan surat tagihan perdata Rp 4 triliun. Kemana kisah anak-anak Soeharto berlanjut, Tommy, Bambang, Tutut, Titiek, Mamiek, Sigit.....

So long..... old man! Tapi buat gue ini baru prolognya....

Saturday, January 26, 2008

Merah Putih dari Pollycarpus

Kabar dari Mahkamah Agung pada Jumat, 25 Januari 2008 sore itu seperti sebuah amunisi baru. Peninjauan Kembali (PK) atas kasus Munir dikabulkan. Bagi Pollycarpus Budihari Priyanto hal itu berarti 20 tahun dibalik jeruji besi.

Bagaikan bola yang bergulir cepat, Polly merasa hidupnya dalam akrobat hukum. Pengacaranya Mohammad Assegaf mencari-cari lagi saksi untuk mengembalikan fakta klienya tidak bersalah. Dari Jalan Borobudur, Kantor Kontras, Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) berteriak tangkap eks Deputi V BIN Muchdi PR. Pria yang dianggap sebagai mata rantai selanjutnya dalam konspirasi besar ini.

Toh pertanyaan yang disablon dalam ratusan kaus hitam dan poster para aktivis pro demokrasi itu belum terjawab tuntas: Kenapa dia dibungkam? Namun dalam berbagai gelombang aksi, ulasan media dan komentar para pakar, pertanyaannya menjadi: Siapa pembungkamnya?

Opini dalam masyarakat sudah terbentuk lugas, Munir dibungkam karena dinilai terlalu vokal, lalu semua jari seolah menunjuk pada satu institusi, Badan Intelejen Negara (BIN). BIN-lah yang dituding masih melakukan praktek primitif dalam geliat demokrasi yang tidak tertahankan. Praktek yang mengatasnamakan menjaga stabilitas dan keamanan nasional.

Namun tudingan tidak punya makna apa-apa tanpa bukti. Bola kini kembali berada di tangan Polri untuk menyusun keping puzzle selanjutnya. Akankah Polly berbicara, apa yang dia tahu, apa yang dia simpan dalam hati, apakah memang ada sang dalang, apakah ada 'tugas negara' itu.

Polly tidak banyak bicara, hanya bendera merah putih yang dia kibarkan saat petugas membawanya ke mobil tahanan. Bendera yang menjadi simbol nasionalisme, sikap bela negara dan patriot sejati. Petunjuk apakah yang hendak engkau sampaikan, Bung?

Thursday, January 24, 2008

Love In a Bite of JCo

Al Capone, because I'm like a Chicago bandit.
I'm bad and I hurt you so much, I'm so egoistic.

Coco Loco, because now I deeply regret.
I want to run like a locomotive to get you back.

Don Mochino, because I'm not a Don Juan,
who always knows what a woman want.

Why Nut, yes, why not I'm being a romantic lover again,
For you....

Tira Miss U, because now I really miss you.

Tira Miss U number two, and I hope you accep my apologize.

I'm so sorry honey.
Let's every bite of these donuts, brings us love.

Monday, January 21, 2008

Reaffirm Your Loves

Being alone is suck. My wife is away for a year in Korea and my cute little daughter is in Cirebon also for a year. Going home for now is never been a happy journey. Because I know exactly, nobody wait me there.

The best way to end a day is when you get home at night. A cute funny face sees through the window, and when the door is opened she does 'daddy home dance'. Then a beautiful woman comes out to give me the best kiss.

I will miss those now until a year to come. Being alone at home is very irritating. Our little house is losing the light of love. Light that we shine everyday.

Than I realized, how strong that was. How strong our love brought the light in our house. How amazing the laughs and tears had written unforgettable stories in our wall. When I'm alone in my house, I can feel the love we share together.

Like a hologram, I remember where my wife Desti stands to cook, where my daughter Zahra plays with her toys. I thank God, for those lovely stories and realize so much I love and miss them now........

Their loves are my power to stand up and run. Run to the near future, where they will be standing in that white painted door. For that daddy home dance, for that kiss, for their loves. I will bring you the best of me..........

Sunday, January 20, 2008

The Big Path

Januari 2008.......

Hari-hari di awal tahun ini menjadi babak baru dalam kehidupan kami. Gue, Desti dan Zahra terpisah dalam ratusan kilometer.

Tapi ini sudah bagian dari rencana panjang, untuk membangun istana keluarga kami yang lebih baik lagi. Di mana semua berjuang........

Desti berjuang di Korean Development Institute, mengejar Master of Public Policy. Menjadi salah satu ahli dengan kompetensi langka di kampusnya.

Gue berjuang di Detikcom, meniti karir sampai puncak. Sampai gue merasa semua ilmu sudah gue serap habis.

Zahra berjuang di Cirebon. Belum genap dua tahun, dengan berat hati dan doa, kami latih dia mandiri bersama neneknya. Dia masih terlalu kecil, tapi Cirebon adalah tempat terbaik. Zahra ada dalam pengawasan neneknya. Karena gue sebagai bapaknya pasti pulang malam sebagai wartawan dan kami nggak mau Zahra besar sebagai anak pembantu.

There is a big path of our own....... Kami menjalani jalan masing-masing. Kami berdoa agar tahun ini bisa kami lalui dengan baik. Bulan yang sama tahun depan, kami akan berkumpul utuh seperti dulu dan kami yakin dalam kondisi yang jauh lebih baik....

Amin........