Tuesday, February 27, 2007

Duh Levina!

Gue baru selesai belanja bulanan bareng Desti dan Zahra saat kami terjebak hujan di McDonald Plaza Bogor Indah. Kami duduk di teras McD sambil makan kentang goreng dan di sebelah kita ada stand elektronik.

TV-nya masang breaking news Metro TV, KM Levina I tenggelam wartawan jadi korban. Gue kaget tapi belum mudeng. Hujan berhenti, kita pulang dan di rumah gue tonton berita sore. Wartawan Lativi meninggal, 3 hilang, beberapa luka.

Gue spontan sms Melly yang piket di kantor. Anak Detik ada yang celaka? Alhamdulillah nggak ada. Nala yang semestinya naek ke kapal ternyata salah informasi dan menunggu di tempat yang salah. Tempat yang justru menyelamatkan dia.

Besok paginya, Hatta Radjasa dan Wakapolri Komjen Pol Makbul Padmanegara menyalahkan wartawan. Kenapa naik ke kapal yang sudah diberi police line? Perdebatannya berlanjut dengan siapa yang mempersilakan wartawan naik ke kapal.

Pak, ada hal-hal yang mungkin sulit dipahami orang lain. Kami selalu berupaya menyajikan berita terbaik, gambar terbaik, suara terbaik, tulisan terbaik. Kami akan mencari informasi itu dengan mempertahankan kualitas terbaik. Walau itu artinya meloncat naik ke KM Levina I yang tenggelam dalam 3 menit.

Ada kepuasan tersendiri Pak, bagi kami. Sepuas tegukan air pertama di hari yang panas. Kepuasan yang bernama "memanfaatkan kesempatan dengan baik". Tidak fair jika kesalahan ditimpakan kepada wartawan, karena pada akhirnya kita ingin memberikan informasi terbaik bagi masyarakat.

Kami memang sering menerabas police line dan masuk ke TKP bermodalkan kartu pers. Tapi bukan artinya kami tidak bisa dilarang. Kami masih tahu aturan.

Levina menyadarkan gue, bahwa profesi ini memiliki resiko kematian. Teman-teman juga mungkin lupa memikirkan pelampung yang tidak dipakai.

Sambil menonton berita itu, gue peluk Desti erat-erat, sementara Zahra tidur-tiduran di pangkuan gue. Gue bersyukur tidak berada di kapal itu. Dalam hati gue tegaskan diri gue sendiri untuk totally aware and be careful.

"Jangan polos-polos pisan ya, Pah," pinta Desti yang kujawab dengan anggukan dalam.

Kuberikan penghormatan tertinggi gue buat Suherman dari Lativi, selamat jalan dan semoga Guntur dari SCTV diberikan keselamatan. Buat semua teman-teman di atas kapal Levina, kalian mendapatkan teguk air itu.

UPDATE: Guntur akhirnya ditemukan meninggal dunia dalam pencarian keesokan harinya.

No comments: