Film-film Indonesia menjadi tema utama Asian Hot Shot Film Festival Berlin 2009 di Jerman. Sutradara Harry Dagoe pun bangga film 'Cinta Setaman' menjadi pembuka festival.
Festival film tahunan ini memang mengangkat film-film dan video seni dari benua Asia. Tahun ini, fokusnya adalah film-film Indonesia. Ada 11 film Indonesia ditambah film-film Asia lainnya yang diputar di sejumlah bioskop di Berlin pada 13-18 Januari 2009.
Sutradara Harry Dagoe yang hadir dalam pembukaan festival tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Film 'Cinta Setaman' akan menjadi film pembuka festival.
“Seneng banget, ini jadi world premiere buat Cinta Setaman. Festival ini ramai banget lho, melihat film Asia dengan semangat independen,” ucap Harry dalam wawancara eksklusif saat di bioskop Babylon, Rosa Luxemburg Strasse, Berlin, Selasa (13/1/2009) malam.
Menurut Harry, industri film nasional tengah berkembang pesat selama 2008 dengan produksi sekitar 90 judul film. Kebangkitan film nasional ini menarik perhatian insan seni Eropa.
“Mereka begitu antusias menjadikan Indonesia sebagai fokus (festival-red). Kita harus merespons positif,” imbuhnya.
Menurut Harry, selain dirinya, Riri Riza dan Mira Lesmana juga akan menyusul datang ke Berlin. Film-film mereka memang akan diputar di festival ini.
Mengenai pilihan panitia menjadikan 'Cinta Setaman' sebagai pembuka festival, Harry menjawab dengan rendah hati. Menurutnya, delapan cerita yang beragam dalam 'Cinta Setaman' hanya mencoba memotret masyarakat yang merasakan cinta dalam hidupnya.
“Mungkin panitia melihat ini sebagai representasi keanekaragaman masyarakat Indonesia,” tutur Harry.
Film-film Indonesia yang berunjuk gigi di festival ini adalah 'Cinta Setaman', 'Quickie Express', 'Garasi', 'Eliana Eliana', 'Kuldesak', 'Mereka Bilang Saya Monyet', 'Koper', 'Claudia/Jasmine', 'Rainmaker', dan dua film laga klasik dari aktor laga Barry Prima.
No comments:
Post a Comment