Saturday, March 7, 2009

Khas Indonesia, Merek Belanda

Bukan cuma batik dan lagu Rasa Sayange saja yang diklaim Malaysia. Ternyata sejumlah sambal khas Indonesia sudah menjadi merek dagang dari Belanda.

Di banyak supermarket di Berlin, Jerman, misalnya, terutama toko-toko yang menjual berbagai bumbu khas Asia, sambal-sambal Indonesia buatan Belanda mudah ditemui. Letaknya pun bersebelahan dengan sambal-sambal asli Indonesi produksi sebuah perusahaan makanan nasional.

Saat berbelanja di sebuah toko Asia di kawasan Wedding, Berlin, Kamis (29/1/2009) mata saya tertuju pada sederetan toples seukuran toples selai. Nama-nama sambal khas Indonesia tertulis di situ. Sambal Badjak, Sambal Oelek, Sambal Trassi. Lho lho lho? Kok pakai ejaan Indonesia tempo doeloe ya?

Rupanya ini memang sambal-sambal buatan Londo. Nama-nama produknya sudah menjadi merek dagang Negeri Kincir Angin itu. Sambal-sambal ini diproduksi antara lain oleh Koningvogel Riswijk Holland dan Wind Mill Oriental Food. Selain itu masih ada Ketjap Manis produksi Go Tan.

Bukan salah Belanda kalau bumbu khas Indonesia ini menjadi merek dagang mereka. Karena di dalam negeri, sambal-sambal ini memang tidak ada hak patennya. Sambal dan kecap Belanda ini juga menyusul tempe yang sudah diproduksi sendiri oleh Jerman.

Minimnya kesadaran atas hak akan kekayaan intelektual (Haki), harus menjadi kepedulian bersama. Kalau tidak akan lebih banyak lagi produk budaya nasional yang akan diklaim atau diproduksi oleh bangsa lain.

1 comment:

Anonymous said...

waduh mang gitu yah ...